Minggu, 14 November 2010

Don Juan De Marco

There are only four questions of value in life, Don Octavio?
What is scared?
What is the spirit made?
What is worth living for?
What is worth dying foe?
The answer to each is the same :

ONLY LOVE

Don Juan De Marco

Jumat, 30 Juli 2010

Happy Little Thing

Bangun pagi jam 9.30 (hah rekor tersiang saya bangun selama saya di Eropa sini). Gara-gara nya dua malam sebelum nya saya tidur hampir jam 4 pagi dan terbangun jam 6 pagi. Alasan klasik, nesis..Well padahal yang dihasilkan adalah hanya 2 halaman pembahasan tesis. Terlalu banyak distraksi, alasan saya kenapa saya begitu lambat bekerja: facebook, jurnal-jurnal psikiatri, buku-buku pengembangan diri dan beberapa hal yang nampak lebih menarik daripada membahas tesis. Belum lagi alasan yang dibuat-buat seperti : aduh panas banget diluar, silau dikamar saya ; cuaca nya nggak banget deh, masak tadi panas terus sekarang dingin banget, "saya bosen banget disini' dsb. Yah tapi bener kata orang cukup tidur (8 jam lebih) bikin badan seger :).

Got my hair done, perfect !! (sempet2 nya menata rambut dengan seksama :D), put on make-up, perfume..Perfect.. Pergi ke kampus menyerahkan kuosioner yang mesti diisi. Makan siang di Mensa (kantin kampus raksasa), kebetulan kemarin makanan nya cocok dilidah. Pulang dari Mensa hujan cukup deras, alhasil mesti sudah memakai payung, rambut yang susah payah ditata hancur berantakan. Well, that's life..sometimes it's a mess :)

Pergi ke kota (halah kesan nya saya tinggal di kampung banget). Beli sembako, maksudnya beli stok mi instan. Ah ternyata sudah hampir seminggu saya nggak makan mi instan lho, yah it was such an achievement for me :D.

Pulang ke kos-an, ditemani seorang teman didunia maya yang sudah beberapa hari ini setia menemani chatting di skype. Mendengar keluhan dia tentang tesis nya yang belum mendapat supervisor membuat saya bersyukur saya kuliah di Uni Heidelberg, semuanya saya rasa cukup smooth..Kembali mengerjakan tesis, sambil berasap. Yah tekanan-tekanan ini membuat saya kembali bersahabat dengan marlboro menthol. I know, it's not a healthy living..tapi saya bukan pecandu berat kok (membela diri), dan wait di Jerman 30% dokter merokok (membela diri juga). Ah tapi stok rokok marlboro made in Indonesia saya habis :(, dan susah nya disini tidak ada warung, jadi mesti berjalan 7 menit baru menemukan mesin penjual rokok. Lumayan. Tapi saya benci rokok eropa, karena mesti bermerk sama, tapi rasanya seperti membakar kertas saja. Namun karena kepepet, tidak ada pilihan lain yah terpaksa dihisap juga.

Kembali menekuni jurnal-jurnal tentang dengue dan juga desentralisasi kesehatan Indonesia. Oh tiba-tiba saya pengen mendengarkan lagu Italia. Putar You Tube dan terputar lah lagu That's Amore. Saya tiba-tiba mendapat inspirasi : saya harus pergi ke Napoli begitu tesis ini sudah saya kumpulkan, no mater what. Ditemani lagu-lagu Italia saya bermimpi pergi ke Italia lagi musim panas ini. Ajaibnya hal itu membuat saya cukup produktif bekerja.

Kembali terdistraksi, kali ini teringat akan film seri TV jadul Remington Steele yang belum berhasil saya tonton secara streaming disini. Setelah ratusan kali mencoba akhirnya tadi malam saya berhasil mendapatkan link yang bisa saya tonton. Eureka, rasanya seperti dapet lotre (lebay mode on).

Saya pun kembali semangat mengerjakan tesis, hal-hal kecil seperti kemarin cukup membuat saya bahagia. Malam nya saya tidur jam 4 pagi lagi, tapi pagi ini saya bangun tanpa merasa sakit kepala. Saya tahu alasan nya : karena saya BAHAGIA.

Minggu, 11 April 2010

Keajaiban - Melihat Kuasa Tuhan


Frankfurt, Medio Juli 2009

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 17 jam. pada pukul 14.00 pesawat yang saya tumpangi akhirnya mendarat juga di Frankfurt International Airport. Sebuah perjalanan yang lain dari biasanya, karena kali ini tujuan perjalanan ku adalah demi menuntut ilmu di negeri asing dan jauh dari ibu dan ayah yang selalu mendukung dan mendampingi. Masih dengan jet lag, aku segera menuju counter pengambilan koper..alhamdulillah tidak ada masalah. Di ruang tunggu bandara, saya bisa segera mengenali sesosok wajah cantik yang baru kali itu saya temui..Jeng Popi Puspitasari, sesama DAAD fellow juga. Alhamdulillah, saya bersyukur selalu ada teman-teman yang bersedia bersusah-susah menolong saya. Selanjutnya kami menuju Frankfurt Hauptbahnhof untuk mengejar kereta ke Mannheim.

Di salah satu stasiun kereta tersibuk di Eropa ini, dimulailah babak kehidupan baru saya yang penuh drama di Jerman sini. Dengan luggage seberat 25 kg dan tas punggung berisi komputer dan ijazah asli dari SD, kami bergegas menuju mesin penjual tiket. Akhirnya tiket menuju Mannheim ada ditangan, saya berlari menuju kereta super cepat yang akan segera berangkat. Saying goodbye dan mengucapkan terimakasih pada Popi yang sudah mengantar, saya segera mencari tempat duduk di kereta. Oh but wait, kok serasa ada yang kurang dan barang bawaan saya kok terasa ringan. Oh my God, tas punggung berisi laptop dan ijazah-ijazah itu tertinggal di atas trolley di dekat mesin penjual tiket di Frankfurt Hauptbahnhof. Panik mulai melanda, saya melirik ponsel saya..no power at all. Tidak mungkin memberhentikan kereta tentu saja, stasiun terdekat yang akan disinggahi adalah Darmstadt yang berjarak 30 menit lagi. Keringat mulai mengucur deras dan saya mulai berpikir keras,apa yang harus saya lakukan.. Alternatif pertama saya bertekad kembali ke Frankfurt sesampainya kereta ini ke stasiun terdekat. Alternatif kedua menelepon Popi untuk mengambil tas saya di stasiun, oh tapi ponsel saya mati total :(..Tapi ini adalah alternatif yang paling logis, karena saya tidak mau berpikir bahwa tas saya hilang dan saya kehilangan ijazah dari SD hingga Magister saya.

Karena opsi nya adalah segera menelepon Popi, saya bertekad untuk segera menemukan telepon. Meminjam telepon adalah satu-atunya cara, dengan gugup dan hampir menangis, saya mendekati seorang penumpang di dalam kereta untuk meminjam ponsel nya. Subhanallah, pria muda ganteng itu bersedia meminjamkan ponselnya dan berkata selahkan pakai. Oh ternyata tidak semua orang Jerman dingin dan tidak bersahabat pada orang asing.Uups, alhamdulilah saya masih menyimpan no telepon Popi dalam secarik kertas. Setelah mencoba berkali-kali akhirnya saya mengirimkan sms pada Popi dengan harapan Popi segera membukanya.

Menit-menit itu adalah salah satu menit yang paling menegangkan dalam hidup saya, berharap masih ada keajaiban untuk saya. Sepuluh menit kemudian, saya mencoba menghidupkan ponsel saya, akhirnya ternyata masih bisa hidup dan SMS dari Popi masuk dan berisi " Jeng Vit, don't worry tas nya masih selamat diatas trolley, gw bawa pulang dulu ya"..Ooh itu adalah salah satu SMS yang paling membahagiakan dalam hidup saya. Kalau memungkinkan saya ingin segera bersujud syukur disitu, but I could not speak at all kecuali mengucapkan alhamduliilahirobilalamin ribuan kali. Tuhan sayang sekali sama saya. Saya membayangkan kalau kejadian itu terjadi di Indonesia atau bahkan negara-negara lain. Atau mungkin juga jika kejadian itu terjadi di Jerman juga tapi saya sedang tidak beruntung.

Sesampainya di Mannheim, ada senior yang sudah menanti untuk mengantar ke tempat saya bakal tinggal selama di Mannheim. Lagi-lagi saya bersyukur, banyak yang sayang sama saya. Bahkan sang senior ini meminjamkan communicatornya untuk saya berkomunikasi selama tas saya masih di Frankfurt.

Jika ingat kejadian itu, saya masih pucat untuk membayangkannya. What if..what if..Bahkan ketika saya menceritakan kejadian ini pada teman-teman Jerman saya, mereka berkata kamu sangat beruntung. Bahkan di negara se aman Jerman pun, jika ada tas tergelatak seperti itu sangat mungkin mengundang orang jahat untuk mengambilnya. Saya cuma bisa berkata sekali lagi Maha Besar Tuhan.

Mannheim, Agustus 2009

Di dalam toko Asia yang tidak nyaman, saya sedang berbelanja beberapa kebutuhan. Sebelum masuk saya sudah mengecek dompet, semua nya lengkap. Ketika akan membayar, saya mengeluarkan dompet ternyata dompet nya tidak ada. Mencari-cari ke sekeliling toko, si dompet tidak diketemukan. Saya kembali ingin menangis, karena didalam dompet itu ada paspor, ATM, Kartu Kredit, sampai SIM Indonesia. Lapor polisi, lapor bank untuk memblokir rekening dan kartu kredit, kemudian saya menelepon ibu saya sambil menangis. Ibu saya cuma bisa bilang yang ikhlas dan istigfar kepada Tuhan. Sepulangnya dirumah, saya cuma bisa berdoa dan dalam kepasrahan saya berbisik pada Tuhan, ya Tuhan tolong sekali ini lagi mudah kan lah urusan saya (itu malam Ramadhan pertama).

Dua hari kemudian ketika sedang belajar dalam kelas, ada pengumuman bahwa ada yang menelpon ke Goethe Institut bahwa telah ditemukan dompet lengkap dengan berbagai macam kartu dan paspor didalamnya, rupanya didalam dompet itu ada juga alamat Goethe Institut. Lagi-lagi saya mengucapkan syukur, dalam kesucian Ramadahan lagi-lagi saya mendapatkan keajaiban dan dapat melihat kuasa Tuhan.

Melihat kejadian beberapa bulan yang lalu, saya jadi teringat nenek saya yang sudah sepuh. Sebelum saya berangkat ke Jerman beliau keukeuh untuk menyelenggarakan pengajian dan syukuran di kampung, dan saya pun keukeuh mencibir dalam hati menganggap enteng makna syukuran itu. Saya masih ingat juga kata-kata yang terlontar dari bibirnya pada para undangan, dia memohon agar didoakan supaya selama berada di luar negeri saya selalu disayang banyak orang. Begitu sederhana permintaan nya. Begitu juga ketika saya berpamitan padanya, sambil menangis dia berkata mudah-mudahan di Jerman banyak yang menyayangi saya. Dan saya sekarang bisa berkata, alhamdulillah Bu selama saya disini semua orang sayang sama saya. Semua teman yang saya kenal disini dari berbagai macam ras dan bangsa sayang dan peduli pada saya, dalam suka dan duka. Subhanallah, disini saya banyak belajar banyak tentang kehidupan. Dan janji Tuhan ternyata selalu benar, siapa yang menanam dia yang menuai. Subhanallah.

Senin, 29 Juni 2009

Mimpi Buruk

Beberapa hari yang lalu aku mimpi buruk...

Mimpi nya bukan di tagih utang, atau dikejer binatang buas...

Tapi mimpi hendak melaksanakan pernikahan

Entah kenapa kalau aku mimpi mau nikah, pasti keluar keringat dingin..

Dalam mimpi aku dilanda ketakutan luar biasa untuk melakukan pernikahan..

Aku takut hidup ku tidak akan sama lagi dengan menikah

Aku membayangkan kebebasan yang terenggut

Tidak bisa menjadi diri sendiri lagi

Dan ada anak-anak yang akan selalu minta perhatian ku..

Apakah ini cerminan dalam dunia nyata ??

Yang jelas aku belum siap untuk " menikahi " seseorang saat ini

Ada atau tidak ada pacar, saat ini absolutely bukan waktu yang tepat untuk menikah

I'm going to marry..only when the time is right

Jumat, 26 Juni 2009

Dua Pilihan

Mungkin ini adalah salah satu keputusan tersulit yang mesti saya ambil. Memilih antara beasiswa DAAD dan Erasmus Mundus. Bayangkan, yang satu merupakan beasiswa impian saya sedari kecil, yang lain nya beasiswa yang grant nya besar sekali (dasar matre banget ya). Atas pertimbangan dari teman- teman dan para senior, serta tak lupa memohon petunjuk Allah melalui istikharah, akhirnya saya memutuskan Jerman mungkin pilihan yang terbaik. Ada satu lagi yang membuat saya makin mantap memilih Jerman. Ibu saya bilang "lebih baik kamu gak ambil EM, nanti kalau kamu sakit hati sendirian di negara tempat kamu kuliah EM nanti malah runyam ". OK deh, atas nama nurut orang tua saya makin mantap milih DAAD (padahal pertimbangan ibu saya sama sekali bukan karena pilihan taktikal, tapi hanya karena masalah pribadi saja..sudahlah).

Setelah berhasil memutuskan satu masalah, nampaknya masalah lain bermunculan. Sebenarnya bukan masalah sih, hanya fase-fase kehidupan yang mesti dilewati. Mengurus tetek bengek sebelum pindahan akhir Juli nanti lumayan bikin stress juga ternyata. Demi kuliah saya nanti, maka selama 2 bulan terakhir ini saya ikut magang di salah satu Project yang berkecimpung dalam pengurangan infeksi HIV/AIDS di Bandung. Saya memilih untuk bergabung di divisi Health economics. Pfuihhh, ternyata saya merasa sebagai orang paling bodoh di dunia. Ternyata ada yang dinamankan cost analysis, mathematical modelling dan berbagai macam istilah public health lain nya. Temen saya bilang, dengan memulai dari ketidak tahuan kita akan lebih semangat untuk mencari tahu. Dia benar nampaknya. Dalam 2 minggu ini saya sudah baca puluhan jurnal (whew), terpaksa tahu apa itu mathematical modelling, dan tahu juga cara critical appraisal terhadap jurnal ilmiah.

Tapi terus terang sampai hari ini saya masih ketar-ketir juga. Saya merasa saya mungkin orang yang paling tidak berpengalaman nanti pada saat kuliah dimulai di Jerman nanti. Saya cuma anak magang yang tahu sangat sedikit soal Public Health, saya cuma beruntung ternyata aliran nasib telah menulis bahwa saya mendapat kesempatan untuk mencicipi beasiswa DAAD. Pasti banyak orang yang jauh lebih pintar dan berpengalaman dari saya. Mudah-mudahan Tuhan tidak slaah menjatuhkan pilihan nya pada saya.

Minggu, 14 Juni 2009

Essay beasiswa

Banyak temen-temen yang minta dikirimi contoh essay beasiswa saya, supaya adil gimana kalau saya posting disini aja yah, biar yang lain juga bisa ikut baca. Btw, ini bukan murni bikinan saya lho he he, garis besar nya saya ambil dari mas Setio Pramono dan koreksi oleh kak Iwan Adhicandra (maklum waktu itu kan masih newbie).


ESSAY OF STATEMENT


I was still fifteen years of age when I decided to dedicate my life as a health professional. I observed a doctor’s ability to ease the pain has sparked my desire to become a physician. However, during my years in medical school, although I loved and enjoyed learning science of treating diseases, there was still a question in my head such as what if people live healthier, practice preventive medicine, and take precaution against illness and diseases. After completing an internship program in one of the remote and poor community, I knew that I need a career that enable me to help a large number of people, emphasized also on preventive and primary care as well as practicing my previous clinical experience.

While studying at medicine faculty of Maranatha Christian University , I served to the community by promoting the importance of “being healthy” for young people. In addition, I did some social activities in student’s senate. I achieved an excellent performance on my academic record and I believe that it has prepared me to do well in graduate school.

Since a field study is such a valuable learning tool, after graduated from medical school, I joined Indonesian Parenthood Planning Association as a volunteer. I was responsible for doing outreach activities to the rural areas including examining people with health problems and giving them free medical check-ups. Soon I learned that many diseases especially in poverty-related health problems could be minimized if there were sufficient and appropriate programs to response all those problems.

Currently, I am working as a full-time staff at the Indonesian Parenthood Planning Association (IPPA). It is a non government organization, which mainly focus on reproductive health and HIV/AIDS. Working for the IPPA has given me insights that there are still many works to be done to reduce maternal deaths (as one of the IPPA’s mission statement) and how important a family planning program is to our country. Some of my tasks include persuading and giving counseling to women or couples who will choose a method of contraception. I have seen that some health related problems in low income families are worse by having many children. The IPPA stands for giving an access to Indonesians to get information about reproductive health using wide range of media, so during these past few years I worked on a radio program that enable me to communicate with audiences about reproductive health in general. Since the impact of HIV/AIDS is also spreading fast in Indonesia, we also concern about how to overcome the increasing incidence of this pandemic disease.

Eventhough my undergraduate studies have given me a strong background about reproductive health and HIV/AIDS or health in general, it is not enough for me to be able to initiate programs that would improve the delivery of health services in efficient, sustainable, and equitable ways. Today, there is no any person holding a Master’s degree in International Health in my institution. These circumstances persuade me to apply for Master of Science in International Health under DAAD Scholarship.

Master’s degree in International Health is needed in Indonesia because of the following reasons :

1. Health delivery system in Indonesia shows a need for more improved health policy, more efficient organization and management at all level of health delivery system including for non government organization.

2. The increasing flow of goods, people and information from one country to another have given challenges, threats and also opportunities to health and health care delivery.

After completing a Master’s degree in International Health I would like to apply skills and competencies to my current institution, so we, can efficiently formulate and giving appropriate strategies as a response for some challenges and complex issues. In long term, I am interested in a possibility of using my understanding in International Health to impact public policy in the area of public health.

I would consider myself to be a good candidate for the DAAD scholarship because I am a young, energetic, hardworking, visionary and motivated person who believes that I can contribute something for the benefit of my country. I have done my best with all maximum efforts that I could give to my organization. But I am not satisfied yet for what I have done. I believe that I will do much better if I am trained and developed through a Master of Science in International Health. This scholarship will also provide me an opportunity of experiencing an international education. Being in Germany with many students from different culture and nationalities would allow me to meet different kind of people who will give me different point of views that will be valuable and enriching.


Die Liebe meines Lebens

Ih suchte dich, die Liebe meines Lebens, doch ich fand dich nicht.
Leere tauchte in mir auf, Hoffnung dich irgendwo zu begegnen.
mein Weg war lang, den Weg den ich nahm war sehr lang.
Kein Ende in sicht, brachte mich in ein Schwarzes Loch der Hoffnunglosigkeit.
Irgendwo warst du, nur wo?
Ich gab nicht auf, dachte nur an dich und musste dich finden um mein Geist der erfuellt war von dir endlich zu erloesen.
Schmetterlinge die in mir gefangen waren, frei zu lassen.
Doch um so mehr ich dich suchte, starb immer mehr mein Herz dich zu finden.
Was mach ich nur ?
Ich muss dich finden um dir meine Gefuehle zu uebermitteln, dir zu sogen wie huebsch du fur mich bist,wie sehr ich dich brauche und wie sehr ich dich liebe !!
Irgendwo bist du !
Ich gib nicht auf, den du wartest, weil ich fuehle und weiss das du mich auch liebst !

Kamis, 09 April 2009

Beasiswa Esek - esek

Wiih judul yang provokatif. ..Sebenernya ini sih untuk menjawab beberapa pertanyaan dari temen-temen. Kalo ada yang nanya ke gua, gimana tips dapet beasiswa, terus terang gua juga bingung jawabnya. Soal prestasi standar-standar saja, IPK gua ngga nyampe cum-laude kok. EPT juga nge pas. Publikasi idem dito, alias gak pernah publish apa-apa.
Hmm baru gua inget, mungkin karena gua sempet nulis di motivation statement gua bahwa saat ini gua punya acara tentang kesehatan reproduksi di salah satu radio di kota gua. Yah acara mulia ini emang lebih banyak membahas soal seks, trik-trik, etc. Anjrit...Gua serasa jadi dr. Boyke deh pokok nya. Yah gimana lagi, malu gak malu sih. Tapi berhubung dulu ini adalah perintah atasan gua untuk ngisi acara disono, yah gua jalanin aja. Lama-lama jadi enjoy juga sih. Alhamdulillah respon nya cukup baik, untuk slot acara selama 1 jam pertanyaan yang masuk-masuk rata-rata 20 pertanyaan, bahkan pernah sampe 60 pertanyaan lho (mode : bangga on).
Nah, gua jadi berpikir mungkin karena tugas gua yang lumayan mulia nan antik ini (hue he he ngajarin kawula muda soal pendidikan seks dan keluarga berencana), makanya si komite seleksi di DAAD Bonn sana melirik gua. Yah, tau sendiri gua tuh gak ada istimewa-istimewa nya sama sekali.
Kemaren temen gua bilang kalo doi bisa dapet beasiswa Erasmus Mundus karena dulu track record dia sebagai pemanjat tower, maka gua juga bilang gua dapet beasiswa DAAD karena masalah " esek - esek " ini. Tak apalah seorang moderator bilang gua pakar esek-esek, karena akibat acara esek-esek ini gua bisa sekolah gratis.

Kamis, 02 April 2009

Onandang

Kata yang aneh dan yakin tidak akan dapat ditemukan di kamus-kamus atau pun thesaurus manapun di muka bumi ini. Tidak ada kaitan nya juga dengan nama seseorang yang amat lazim bagi " urang sunda"- kang Nandang. Tapi ini adalah istilah yang lazim diungkapkan sebagai pengganti " onani" atau "masturbasi". Setidak nya istilah yang digunakan bagi kami bertiga - gua (Vita), Openg aka Nova Derajat, dan celebrity to be James Come - pada acara kami di Radio Rase Bandung yaitu Rase Intimacy bersama dr.Vita setiap Senin malam 21.00 - 22.00.

Acaratalk show yang bertujuan mulia sebagai sarana edukasi bagi kesehatan reproduksi nampak nya kini beralih segmen menjadi acara edukasi ber genre -ala Extravaganza, thanks to James dan Openg yang kocak abis dan karena mereka pula gua berubah menjadi gokil (walau pun tadi nya juga udah gila) he he he.

Back to Onandang , jadi dari puluhan pertanyaan yang masuk hampir tiap minggu nya baik dari SMS maupun YM, selalu saja ada pertanyaan yang berkaitan dengan si onandang ini. Well, gua dan temen2 gua siaran disini berasumsi bahwa pengirim pertanyaan adalah anak-anak yang masih "hijau" soal seks alias ABG hihihi. Kadang-kadang Yolanda sang produser memberikan instruksi untuk men skip saja pertanyaan seperti ini karena udah basbang, basi banget booo.

Pertanyaan tipikal : " dok, kalau sering onani bahaya nggak dok?".
atau : " kalau sering onani bener nggak nanti jadi males kalo hubungan ama cewek?"
" Onani bisa bikin sakit kelamin nggak?"

Jadi tergelitik ingin menjelaskan lebih panjang lebar disini (mudah-mudah an bagi para pendengar yang suka nanya di acara gua baca juga blog ini, mudah-mudah an penjelasan nya lebih jelas he he).

1. Apakah masturbasi bahaya ?

Sebelum membahas lebih lanjut apa masturb atau self service itu bahaya, ada baiknya kita cari tau dulu apaan sih masturbasi itu.
Definisi : stimulasi seks biasanya atas organ genital milik pribadi (maksud nya milik sendiri). Diharapkan si pelaku dapat mencapai orgasme. Masturbasi ini bisa dilakukan oleh pria maupun wanita. Sebenernya masturbasi ini adalah suatu prilaku seksual yang normal, 95% pria dan 89% wanita melakukan nya (Andrew Weil , MD).

Well, sebenernya asal dilakukan properly ( artinya tidak dilakukan di tempat umum atau pun mengganggu orang lain), onandang ini sah-sah saja. Maksudnya ditinjau dari sudut pandang medis, onani dapat merupakan suatu upaya untuk melepas ketegangan apalagi yang tidak punya partner: D. Kalo kata kita sih masturbasi adalah salah satu cara yang murah meriah dan sehat. Kenapa ? ? Pertama Anda tidak perlu pergi ke tempat yang menyajikan jasa seks which is cukup menguras kantong. Kedua, sangat kecil kemungkinan bagi Anda untuk terkena infeksi menular seksual.

2. Efek samping masturbasi

Selama dilakukan dengan cara-cara yang bertanggung jawab dan dalam batas kewajaran masturbasi hampir tidak memiliki efek samping. Efek samping yang paling sering terjadi adalah "adddict" alias kecanduan ber masturbasi. Pernah ada kasus seorang laki-laki yang hampir setiap malam mesti ber onandang dulu sebelum bisa tidur. Akibat nya si pria ini selalu tidur terlambat, dan akhirnya datang ke tempat kerja dalam keadaan tidak fit. Akibatnya prestasi kerja nya menjadi menurun. Atau wanita yang melakukan masturbasi dalam keadaan " tidak bersih" akan mudah mengalami infeksi.
Penelitian terbaru sih katanya terlalu sering onandang bisa bikin jadi pelupa. Kok bisa ?? katanya pada saat ejakulasi itu banyak neurotransmitter yang terpakai sehingga akhirnya neurotransmitter untuk peghantar memory akan tergerus. Sorry, ntar gua liat lagi deh penjelasan nya.

3. Ambang rangsang
Secara alamiah ambang rangsang bagi seorang yang " baru" dalam hubungan seksual dengan orang yang ekspert tentu saja berbeda. Khususnya pada pria. Terus-terusan memiliki pengalaman seksual baik dengan partner maupun bersolo karir tentu saja akan meningkatkan ambang rangsang tersebut. Sehingga seolah-olah susah "panas" nya.





Jumat, 27 Maret 2009

Terima kasih

Sesudah bernorak-norakan mengucapkan terimakasih (yang di edit oleh para moderator menjadi Testimoni) di mailing list klasik nan legendaris ( milis beasiswa), maka saat nya kini saya mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang secara tidak langsung telah menuntun kepada jalan saya sekarang.

Well, tulisan ini diilhami oleh agak "panas" nya diri ini melihat profil seorang facebook -er. Yup, right, melihat tampang nya mengingatkan saya kepada masa-masa kegelapan beberapa tahun yang lalu. After all these years, how could I forget that name ? :p. Tapi saya mesti mengakui bahwa dibalik segala klaim saya bahwa dia adalah penyebab my never ending agony - halah-, tapi mungkin gara-gara dia juga yang menyebabkan saat ini (segera) hehe saya akan terdaftar menjadi mahasiswa salah satu universitas paling bergengsi di Eropa as a DAAD scholar. Syahdan, beberapa tahun lalu begitu saya dinyatakan lulus dari program S2 saya di sini, saya segera menelepon pria ini ,(uhh I was so weak , you can tell me that) dan berbagi kebahagiaan bahwa saya bisa lulus dari ujian thesis dengan nilai A. Waktu itu saya bercerita pada nya bahwa saya tidak akan pernah lagi menjejakkan kaki di bangku kuliah setelah peristiwa Tesis Roro Jongrang itu , maksud nya mengedit tesis hanya dalam satu malam. Tapi si pria ini sok menyemangati saya dengan mengatakan " honey, suatu saat kamu mungkin bisa dapet beasiswa Bank Dunia". Waktu itu cita-cita saya cuma jadi ibu rumah tangga, dan ikut kemanapun dia pergi, cuiiih nuajeees banget deh nginget nya.

Bulan berganti, dan akhir nya memang pria ini bukan dikirim oleh Tuhan sebagai pria terbaik dlam hidup saya. Dengan diperantarai beberapa peristiwa tragis, hinaan, hingga pelecehan harga diri saya sebagai manusia mendasari peristiwa saya kehilangan diri nya. I was so helpless than.

Tapi akhirnya sebuah pencerahan datang. I'd been negelected my own talents before. Didasari oleh kesadaran tentang siapa diri kita sebenarnya, apakah makna kehidupan ini, dan apa yang dapat kita beri pada kehidupan ini saya mulai menapaki hari-hari sebagai manusia yang tidak hanya menuntut ingin diberi tapi juga dapat memberi kepada sesama.

Therefore, with a letter of award in my hand, I would say thank you to whom have made me a stronger person. Thank you for all those good things, pain, tears you all have given me. Saya sadar tanpa hinaan dari mereka yang merasa dirinya "kaum elit" di republik ini, saya tidak akan menjadi seperti saya sekarang. Jika mereka merasa sebagai ulusan akademi terbaik di negeri ini, saya pun dapat dengan bangga mengatakan bahwa saya adalah salah satu dari 7 kandidat terpilih dari seluruh dunia yang dapat belajar di kampus tertua di Jerman dan salah satu yang terbaik di Eropa. Saat ini saya mengingat masa-masa berderai air mata itu telah terbayar kontan oleh Tuhan. Ibu saya selalu berkata " kamu boleh saja membalas dendam terhadap orang-orang yan telah menyakiti kamu, tetapi Tuhan akan lebih menyukai jika kamu ikhlas karena Tuhan tidak pernah tidur, He knows but he's waiting". and yet He has made His Decision.

Kamis, 19 Maret 2009

One Day


Don't get me wrong
I think I'm in love
But the feeling in the word is more
That your crystal eyes
will ever see in me
Don't get me wrong
Open your eyes
Although I cannot show my heart
I'll watch and hope
While you are near to me

One day I'll capture you
And call you to my side
One day I'll take you from
The boredom of our lives
One day we'll fly away
To the kingdom of my dreams
One day I'll find myself
And wrap it in my love for you

Birds of the sky
May I borrow your wings
Very soon I'll ask my love
To travel with me to the world outside
Cherry trees, may I borrow your bloom
Very soon I'll ask my love
To come inside the nest
I'll build alone

One day I'll capture you
And call you to my side
One day I'll take you from
The boredom of our lives
One day we'll fly away
To the kingdom of my dreams
One day I'll find myself
And wrap it in my love for you

Animal friends
Help me decide
When should I ask my love to leave
I'll beg of you that
she'll say yes to me
Breathe in deep
Now is the time
She looks at me and gently smiles
As if she new
I'd ask her all the time

One day I'll capture you
And call you to my side
One day I'll take you from
The boredom of our lives
One day we'll fly away
To the kingdom of my dreams
One day I'll find myself
And wrap it in my love for you


** Tonight, suddenly I just want to sing along this old song from one of my favorite bands, Genesis. And this lyric hmm reminds me of somebody :)
I've just met my first crush on a messenger, oh my God it's been a long2 time ago. Does my feeling still the same? I don't know exactly. He is just a memory that will always be good to remember.
This song is simply remind me about all those years that have passed. Oh how beautiful my life has been.

Kamis, 12 Maret 2009

Sharing DAAD

karena banyak temen2 yang tanya2 tips DAAD, saya kalo boleh mau sdikit sharing aja buat temen2. Maaf bgt ya kalo yg japri nya belom sempet kebales, soalnya saya kadang masih harus kerja sampe sore/malem (kejer setoran ceritanya :P). nyuwun ijin curhat ya :D, soalnya kemaren ada yang tanya2 detil sampe idola segala sih he he.

Aduh mulai nya gimana ya..
Saya ngeliat nya sekarang adalah bukti dari power of subconscious mind. Itu aja resep nya. Saya pernah baca buku Power of Subconscious Mind by Yohannes Murphy. Wah itu inspiring bgt. Buku nya jadul sih tapi tetep konstektual.
Inti nya hati2 dengan alam pikiran bawah sadar, karena itu pasti terjadi.

Jadi puluhan tahun yang lalu ketika masih balita he he I'd always been fascinated by Germany. Suatu saat saya mesti kembali kesana, waktu itu pikiran anak2 saya berkata seperti itu. Di saat SD, SMP, SMA prestasi standar2 aja, pas SMA hampir2an gak naik kelas karena ranking 3 dari bawah dengan nilai matematik yang selalu merah hampir di tiap semester (that's why guys, I chose medicine karena gak ada pelajaran matematiknya). Pas mulai kuliah umur saya masih 16, jadi anak bawang lah . Tapi alhamdulillah bisa selesai sarjana tepat waktu, terus ko as. . pas udah lulus bingung deh. Mau ambil spesialis gak punya duit 400 juta an. Mau PTT ke daerah terpencil, takut. Akhir nya magang di divisi biotek salah satu perusahaan farmasi sambil sekolah2an lagi. Pas udah lulus pengen nya muluk2, kerja di perusaahaan farmasi multinasional - pokok nya masih matre banget deh. Waktu itu sambil nge les2 bahasa jerman segala karena cita2 kerja di Bayer/Schering AG.ha ha ha. Mantan dosen S1 saya sempet telpon2 katanya suruh saya cari beasiswa aja keluar (beliau nyuruh Norway), tapi saya males karena masih money oriented , jadi pas sekolah nya udah dapet saya males untuk follow up cari beasiswa nya, yah pokoknya pemales bgt deh.
Hingga ada turning point dalam kehidupan saya. Saat kehidupan pribadi saya sedang terpuruk , ceileh..tiba2 saya baca koran tentang angka kematian ibu di Indonesia. Saya betul2 tersadar bahwa ternyata kesehatan reproduksi di Indonesia masiiih sangat memprihatinkan. Lalu tiba2 saya memutuskan saya ingin berkontribusi untuk negara ini dengan sedikit pengetahuan yang saya punya, padahal pas kuliah saya paling males sama pelajaran Public Health. Kebetulan saya baca bahwa ada LSM lokal yang bergerak di bidang kespro dan KB, lalu saya join disana sebagai relawan.Lama -lama saya enjoy kerja disana sebagai staf tetap, waktu itu ada tawaran kerja dari perusahaan farmasi nasional terbesar untuk bergabung dengan berat hati saya tolak karena hati saya udah di Kespro. Ya udah deh saya melalui hari2 saya sebagai "orang lapangan" keluar masuk desa atau gang sempit atau tempat2 (maaf) prostitusi untuk melakukan penyuluhan tentang KB, HIV/AIDS, bener2 dari nol lagi saya bekerja ,dengan gaji juga standar UMR :(. Kadang2 saya sedih juga karena gak ngerasa sesuai dengan tingkat pendidikan, tapi ada salah satu milister yang menguatkan hati, katanya rejeki kan gak selalu berupa uang ( mas Luth sorry gw quote ya ucapan nya). Tapi dari situ emang terbukti banyak kesempatan yg saya dapet. Punya acara tetap di radio, ngajar part time di Perguruan Tinggi, jadi trainer Kespro. Saya bersyukur sekali....
Tapi di sisi lain saya juga ngerasa basic pendidikan saya kurang kuat kalo pengen lebih exist di bidang ini, jadi sy kembali ke cita2 awal, pengen sekolah lagi...Karena ortu udah bosen (dan gak punya duit lagi)buat bayarin sekolah, akhirnya saya mesti cari sekolah gratisan dong. Ya sudah cari beasiswa yang emang cita2 dari dulu. Dimulailah perburuan itu :
1. rajin buka 2 lagi files milis beasiswa yang lama (saya udah join dari th 2003)
2. ambil english proficiency test , saya pilih IELTS
3. karena yg buka awal itu DAAD (sekitar agustus), saya mulai cari info sebanyak2 nya ttg DAAD lewat file milis dan googling
4. menentukan jurusan yang saya ambil, alhamdulillah ada yang cocok
5. sebelum ada pembukaan beasiswa DAAD, saya kontak dulu prof di universitas inceran saya. PDKT judul nya , padahal sy tau gak berguna banyak karena Uni pilihan sy gak kasih beasiswa selain dari DAAD. Tapi sy kontak terus, kebetulan keahlian beliau sesuai dengan kerjaan saya, jadi rada enak ngalor ngidul nya.
6. ambil les lagi di Goethe karena dulu sempet DO beberapa tahun.
7. dengan bantuan salah seorang senior milis, tercipta lah masterpiece essay beasiswa itu ha ha ha. Eit, sebenernya template nya saya contek dari essay nya mas Tio dari blog beliau (udah izin kan sy dulu ya mas he he). Di variasi kan sana sini jadi deh si essay yang memusingkan itu. Minta rekomen dari boss, boss sangat membantu banget. Thx Pak Nanang, we love u all.
8. anterin langsung ke DAAD Jkt, diterima Ibu Endah. Komplit kata nya
9. tetep gak PD karena saya ngerasa ada yang kurang, oh ternyata saya salah kirim ijazah. saya kira ijazah dokter itu ijazah akademik, ternyata ijazah profesional. yah tapi apa dikata aplikasi nya udah dikirim. Pasrah dan yakin bakal di reject. Hah baru inget juga ternyata surat rekomendasi dari boss lupa di cap.
10. Cari2 beasiswa lain deh, proses nya sama seperti diatas, tapi kali ini persiapan nya merasa agak lebih baik . Ada yg direject, ada yg udah masuk short listed, ada yg tunggu pengumuman
11. Bln Nov, ada e mail dari uni di Jerman, aplikasi sy udah diterima mereka. Agak optimis karena berarti aplikasi sy gak langsung dibuang ke tempat sampah.
12. Bln Januari, mulai pasrah karena gak ada kabar berita dari DAAD, ditambah baru tau kalo DAAD ,aplikasi nya diadu dengan aplikan2 lain diseluruh dunia.
13. Akhir Januari dapet telp interview dadakan dari prof yang dulu pernah sy kirimin email (mungkin karena pernah kirim email, sy jd masuk shortlisted).

Isi wawancara nya standar : apa yg kamu kerjakan sekarang di tempat kamu bekerja ? (sy jawab petugas outreach KB untuk kaum miskin dan marginal)
kenapa gak kerja di RS? (jawab : concern tentang kespro)
apa yg mau kamu lakukan kalo udah selesai studi ? ( jawab : kembali ke institusi sy sekarang)
dia mancing : kamu mau kerja di pemerintahan? saya jawab TIDAK. saya memilih berkarir di NGO.
kenapa ? saya ingin mem push pemerintah untuk merubah beberapa kebijakan publik yang berkaitan dengan Kes Pro.
tahu DAAD sejak kapan? (sejak saya les di Goethe 5 tahun yang lalu)
udah bisa bhs jerman (nggak, basiiiiiiic bangets)
apa yang anda ketahui tentang DAAD? ( bla2.....ngarang sya seinget nya, singkatan nya aja lupa).
14. Bulan februari sedih, aplikasi sy ditolak DAAD di uni pilihan ke2. Aufwiedersehen Deutschland ...Ada dilema juga di tempat kerja,bener kata mbak Astri, saya bisa terjerumus lembah disini hah ha ha
15. Maret : bangun tidur dapet e mail dari DAAD tentang letter of awardee . Dan masih gak percaya saya ada diantara 7 aplikan yg dapet beasiswa di Heidelberg.
Mungkin ada yang bilang saya beruntung banget karena ini pengalaman saya pertama ngelamar beasiswa dan diterima. Tapi kayak nya road to beasiswa nya ini yg saya pikir jadi kunci kenapa saya dapet beasiswa taun ini. Kerja saya bukan hanya bikin proposal di kantor dan mungkin karena kerjaan sy yg mau gak mau bergaul dengan (maaf) kaum2 termarginal (pekerja seks, ODHA) itu yg jadi unik di mata komite seleksi.Keluar masuk gang kumuh, bersenda guru dengan orang2 yang kita anggap hina, pokok nya distu sya memerankan jadi pekerja sosial dan teman buat mereka dan bukan sebagai dokter.
Kalau IPK, saya gak nyampe cum laude. IELTS, pas2an.
Banyak yang harus kita korbankan untuk mencapai sesuatu. Materi, waktu, atau kesempatan dugem :P.
Satu lagi, I should call it serendipity..Sy penggemar tennis, dan waktu kecil idola saya adalah duo Jerman, Boris Becker dan Steffi Graf. Kampung mereka itu di Bruehl dan Leimen yang termasuk wilayah Mannheim. Dan sekarang saya akan sekolah di Heidelberg deket Mannheim dan sekolah bahasa di Mannheim. What a coincidence.. Mungkin power of subconscious mind itu benar ada nya.

Sabtu, 13 Desember 2008

What should I do when facing teens pregnancies ??


Kira2 dua bulan lalu datang seorang gadis berusia 14 tahun ditemani ibunya ke kantor kami. Maksud kedatangan nya "agak" istimewa, ingin mengakhiri kehamilan yang telah berusia 7 minggu. Oops...kasus yang sangat dilematis. Setelah kami berikan konseling untuk tetap meneruskan kehamilan, akhirnya mereka pulang dengan alasan pikir2 dulu. Saya ngenes banget...Ooh kaum ku
Tiga minggu kemudian, mereka datang lagi. Kali ini ditemani sang ayah. Orang tua si ABG ini hanyalah pedagang kecil. Ibunya berjualan makanan kecil di pinggir jalan. Si ABG (kita sebut saja "N") mengaku dihamili (suka sama suka) oleh pacar nya yang beberapa tahun usia nya lebih tua. Kali ini "N" datang mengenakan seragam SMP. DIa tengah mengikuti orientasi SMA. Ia menangis karena masih ingin tetap sekolah, tapi dengan perut yg semakin membuncit, suatu saat pihak sekolah pasti akan mengeluarkan dari sekolah. Saya sarankan untuk tetap meneruskan kehamilan (karena usia kehamilan sudah menginjak 10 -11 minggu) dan mengambil cuti sekolah tahin ini, tahun depan ia bisa kembali ke sekolah.
Sang ibu sambil menangis mengatakan bahwa tahun ini mungkin satu2 nya kesempatanuntuk mengenyam pendidikan gratis, karena tahun depan mungkin sekolahnya sudah tidak gratis lagi. Saya cuma bisa menghela nafas, benar2 pilihan yang sulit:
1. Meneruskan kehamilan --> dia akan kluar dari sekolah. Dengan keadaaan or tu tak mampu,kami khawatir beberapa tahun kedepan dia akan menjadi salah satu penghuni tempat "lokalisasi" (akibat skill yg sangat terbatas). Masa depan nya makin tak jelas. Dan ia juga pasti salah satu yang termasuk "resiko tinggi" untuk mengandung anak di usia yang semuda ini.
2. Diakhiri kehamilan nya. Usia kehamilan sudah besar, kebijakan yang ada (dan salah satu yg disepakati dengan MUI) bahwa yang bisa ditolong jika umur keamilan kurang dari 40 hari atau memang ada penyakit yg membahayakan ibu.

Saat itu kebetulan dengan alasan dokter ahli nya sedang keluar kota, maka kami mengatakan pada mereka tak dapat membantu. Entahlah tak ada kabar berita lagi sejak itu.

Apa yang semestinya kami lakukanjika menemui kasus seperti ini, saya memperkirakan kasus seperti ini akan terus berulang.Karena menurut Kantor Pusat nun jauh di London sana, kasus seperti ini mesti dibantu tanpa adanya diskriminasi. Tapi disini banayk aturan yang membelenggu seperti UU Kesehatan yang tidak melegalkan upaya penghentian kehamilan, juga norma, etika dan hati nurani.

Benar saja, tadi siang datang lagi seorang anak dan orang tuanya. Kali ini rekor kembali pecah, karena seorang anak berusia 13 tahun datang dengan umur kehamilan 24 minggu.

1. Apakah kesehatan reproduksi khusus nya sex ed kepada remaja sangat tidak efektif.
2. Apakah posisi tawar perempuan di Indonesia masih sangat lemah (terbukti pada dua kasus di atas anak2 perempuan hanya menjadi objek).
3. Kalau kasus seperti ini terus berulang, no wonder lah kalo IPM (indeks pembangunan manusia) Indonesia sangat rendah

Jumat, 26 September 2008

LOLITA


Sebuah novel klasik karya Vladimir Nabokov. Diterbitkan pertama kali pada tahun 1955. Merupakan salah satu dari lima karya terbaik yang ditulis pada abad 20 menurut majalah TIME. Dan novel ini hampir pasti menjadi salah satu favorit pembaca dimanapun. Kisah yang sangat menarik sekaligus kontroversial, sehingga sempat dilarang terbit di Amerika,bahkan Australia pertama kali mengijinkan penerbitan novel ini baru pada tahun 1999.

Novel ini ditulis berdasarkan sudut pandang tokoh utama nya, Humbert Humbert, seorang professor sastra berusia 42 tahun yang jatuh cinta pada gadis berusia 12 tahun bernama Dolores Haze (di dalam novel ini juga ditulis sebagai Dolly, L, Lo, Lolita). Humbert yang nge-kos di rumah ibu Dolores yang janda, tertarik dan terobsesi oleh Dolores. Untuk selalu dapat berdekatan dengan Lolita, maka Humbert menikahi Charlotte Haze. Setelah Charlotte tewas dalam sebuah kecelakaan maka Humbert membawa Lolita berkeliling Amerika.

Kisah ini cukup kompleks dan mengorek rasa ingin tahu kita. Walaupun ia selalu tertarik kepada gadis-gadis belia, namun ia menolak disebut sebagai paedophillia ataupun seorang penjahat kelamin. Dalam narasi yang ia tulis, kita dapat melihat bahwa kelainan yang Humbert miliki berasal dari luka lama yang belum sembuh, saat ia yang baru berusia 12 tahun kehilangan pacar pertamanya yang meninggal akibat typhus, Annabel Leigh.

Kisah ini adalah sebuah kisah tragis yang dibalut secara satir. Lolita adalah seorang gadis belia yang misterius. Kadang-kadang dia muncul sebagai gadis kecil yang manja, namun kadang dia muncul bak sex goddess. Diangkat ke layar lebar pertama kali pada tahun 1962. Dibintangi oleh Shelley Winters, Peter Sellers dan Sue Lyon yang memerankan Lolita. Pada tahun 1996 dibuat re make nya dengan Jeremy Irons, Dominuque Swain serta Melanie Griffith memerankah tokoh-tokoh didalamnya.

Lolita menjadi sebuah icon bagi kisah cinta gadis belia dengan pria yang jauh lebih dewasa. Sehingga kalau ada seorang ABG pacarang dengan pria dewasa sering di refer sebagai Lolita.

Sabtu, 20 September 2008

Mood Enhancer

What is your mood enhancer?

Past : usually I'd taken
REACTIVAN®(Fencamfamine)to enhance my mood before those deadly examinations. It also helped me wake up all night to digest all those 1000 pages books (that I have to read).

Present : I'm on i pod to help me ease the pain.



Melihat Dunia Nyata

Bekerja di PKBI membuat saya benar-benar bisa melihat kehidupan nyata orang-orang yang selama ini biasanya saya saksikan kisah hidupnya di televisi atau baca di koran. Tapi beruntung sekarang saya bisa langsung berinteraksi dengan mereka. Tentu saja mereka bukan selebritis. Mereka biasanya adalah orang-orang yang menurut kebanyakan orang adalah kaum terpinggirkan, kurang beruntung, atau segenap stigmasisasi lain.
Hari minggu yang cukup terik dan berdebu kemarin saya bersama anggota tim yang lain menuju suatu lokasi di kabupaten Bandung untuk melakukan penyuluhan dan mobile VCT (Voluntary Counseling Test) untuk HIV test. Sasaran yang dituju kali ini adalah daerah tempat tinggal para pramu nikmat atau Pekerja Seks Komersial. Begitu saya sampai, sudah banyak berkumpul para wanita penghuni kontrakan-kontrakan di sekitar nya dan juga para pemuda setempat. Sepanjang melakukan penyuluhan, dalam hati kami merasa miris karena daerah ini benar-benar (maaf) kumuh. Di depan kamar2 kontrakan para PSK ini terdapat berjajar kandang kambing dan kandang ayam. Anjing berkeliaran di sekitar kami. Kami menyapa dan berinteraksi dengan mereka seperti layaknya kawan lama, sehingga mereka pun tak segan terbuka kepada kami. "Maaf ya Bu, tempatnya seperti ini", kata seorang ibu berusia di sekitar 40 tahun an. " Kalau mau pake kamar saya, silahkan aja, tapi kamarnya acak-acak an". Akhirnya kami meminjam kamar-kamar mereka untuk melakukan konseling tertutup. Sebuah kamar yang membuat hati trenyuh, hanya berukuran 2x3 m, lembab, gelap, dan furnitureless.
Ada seorang ibu berusia 45 tahun, yang masih berprofesi sebagai PSK. Dia berasal dari Jawa Tengah, sebelum menjalani profesi nya sekarang ini dia bekerja sebagai buruh pabrik tekstil di Cimahi, Jawa Barat. Setelah pabriknya gulung tikar sedangkan dia harus menanggung biaya hidup anak-anaknya terpaksa dia banting profesi jadi PSK. Walaupun cuma dapet sekitar 20 - 50 ribu tiap malam, dia merasa masih beruntung masih punya penghasilan untuk dikirim kepada keluarganya di kampung. " Yah, mau kerja apa lagi neng, Bunda mah udah tua" katanya sambil menghembuskan asap rokoknya.
Ada juga ibu berusia 54 tahun, sudah 25 tahun jadi PSK, udah punya cucu pula. Pada awalnya dia menolak dan takut untuk menjalani tes HIV, namun berkat kesabaran para konselor kami akhirnya dia bersedia menjalani tes HIV.
Usia termuda adalah 17 tahun, sedang hamil pula. Suaminya entah kemana, dia menangis ketika akan di ambil darah. Saya pegangi tangan nya, uhh dia masih sangat anak-anak. Saya lupa apa yang saya lakukan ketika saya berusia 17 tahun, pasti cuma belajar dan main. Sedangkan dia di usia semuda itu sudah harus menanggung beban hidup yang amat berat. Dalam hati saya menangis, bahkan ketika menulis blog ini juga air mata saya menetes lagi. Betapa beruntungnya saya... Dibalik semua kisah pilu yang saya alami (menurut pendapat saya), ternyata belum seujung kuku kisah sedih yang mereka alami.

Minggu, 15 Juni 2008

Pengobatan setengah hati

Hmm, kemarin saya ikutan pengobatan massal yang diselenggarakan oleh salah satu stasiun radio swasta dan perusahaan kopi,bekerja sama dengan kantor tempat saya bernaung. Saya berpartisipasi sebagai dokter tentunya (ya iya lah masa' mau ikut jadi pasien sih). Bersama boss saya dan beberapa staf dari kantor, meluncurlah kami di tengah hari yang sejuk kemarin ke spot acara yang berlokasi di wilayah yang termasuk kab.Bandung.
Acara nya cukup meriah. Ketika kami datang, panggung yang berisikan hiburan rakyat-dangdut- mulai membahana. Stand penjualan kopi cukup ramai diserbu pengunjung. Dan kami pun mulai masuk ke sebuah ruangan yang di desain sebagai tempat periksa di kantor kepala desa tersebut.
Singkat cerita, pasien mulai berdatangan. Boss saya, menetapkan bahwa pasien yang akan dilayani tidak lebih dari 150 orang (karena pihak radio tersebut hanya memberikan uang Rp. 500 ribu sudah termasuk obat dan biaya perjalanan dokter). Satu persatu pasien dipersilahkan masuk untuk diperiksa. Nah disinilah yang membuat hati saya miris. Dengan jatah sekitar kurang dari Rp.300 ribu, kebayang kan obat-obat apa sih yang bisa dibawa.
Pasien hanya diperiksa tekanan darah nya, terus kita lakukan anamnesis sederhana, pemeriksaan fisik yang juga sederhana. Akhirnya diberi obat yang juga amat-amat sederhana.
Kondisi serupa juga akan dijumpai kalau kita melihat sistem pengobatan di Puskesmas.
Sebagian besar peserta pengobatan massal ini adalah masyarakat miskin. Tapi apakah berarti bahwa masyarakat ini tidak berhak mendapatkan pengobatan yang layak. Ini kah wajah pelayanan kesehatan di Indonesia. Terus terang hati kecil saya berontak. Antara ingin mengobati dengan selayaknya dengan keadaan riil di lapangan. Jangan salahkan saya kalau saya selalu menolak untuk melaksanakan masa bakti di Puskesmas.
Inilah hal yang yang selalu meyedihkan dalam kegiatan pengobatan masal. Saya sedih karena hasil pengobatan saya jauh dari bermutu dan memadai. Kalau saya boleh memilih dan memberi saran, sebaiknya stasiun radio itu tujuan nya untuk bakti sosial atau hanya untuk show off saja?. Daripada alokasi anggaran digunakan untuk menyewa artis dangdut, lebih baik uang nya digunakan untuk membeli obat yang memadai. Daripada memberi pengobatan yang asal-asalan lebih baik tidak usah saja deh.

Minggu, 04 Mei 2008

Bye bye sibutramine

It' getting better all the time...
(the beatles)

It's getting better today.
I went to my buddy's wedding party today. Although I didn't see lot of my friends, I was glad because I could make him happy at last for attending one of his biggest days.
Last night I had a little terrified feeling(again) but this time because of a real cause. My notebook adapter didn't work for no reason. Huh, but it's OK, today I've got the substitute hehe.
What else? Oh yeah, I've finally realized that the etiology of my last week mourning was the drugs i had taken days before. I'd taken sibutramine to reduce my 3kg excess of weight. Although the drug did work, but the adverse effect was terrible that I'd never thought before. According to precaution note, beside any cardiovascular effect, sibutramine can also cause depression. Although it's not common but it might have happened before, so the scientists have to warrant the patient and also the doctor for this unexpected effect.
But thanks God, maybe because this drugs have totally diminished from my body, so I think I can back to normal life today.
So, goodbye sibutramine. I think it's better for me to be drawn in fat, rather than I have to involve in a syndrome called depression.
Maybe in my later blog, I will write further about sibutramine.

Jumat, 02 Mei 2008

Sindrom Peter Pan


Saya ingin mengutip sedikit tentang sebuah sindrom yang ditulis oleh Deanna Kizis dalam novel nya yang keren yaitu Peter Pan's syndrome.

"We've all heard the story of Peter Pan by now. You know, Pan's flying around, doing his thing, when he becomes obsessed with this girl Wendy, and starts showing up at her house at all hours and taking her out on fancy adventures. Until, one day, Wendy wants him to act like a man. She wants him to be accountable. So what does Peter Pan do? He flies off with Tinker Bell in tow and continues his life as another immature male and Wendy gets left in the dust.

Of course, Peter Pan's story is pretty easy to figure out: Boy meets girl. Girl becomes woman. Woman wants boy to grow up. He can't handle the pressure and bails. The Peter Pan syndrome - that's pretty much every guy I've ever met."

Kita dapat menarik kesimpulan bahwa Peter Pan adalah tetap seorang bocah. Dan itulah yang kebanyakan kita lihat di dunia ini, bahwa seorang pria kebanyakan adalah tetap menjadi seorang bocah hingga sayap-sayap mereka begitu kelelahan untuk terbang.

Turn to Carrie (again)


This is my seventh day I feel like I'm living in the middle of nothing. I still can not get to think what has been wrong with me. My friends keep telling me that I'll be OK. My parents asked me what was wrong with me. I still don't have any answer yet. I don't know...
I hope this is just a normal period that always happens due to a hormonal imbalance. But this time it's so severe so I couldn't help but wonder.
I'm afraid that these symptoms I've got lead to a final diagnosis called Depression. My lack of concentration, my decrease in appetite, my lack of interest to socialize with people around me are enough to make me take Prozac, I think.
But what was the etiology??
I still have no exact answer what was the cause. All I know is I have an insecure feeling about these circumstances. I'm afraid that my friends wouldn't like me anymore. I've been pushing myself too hard just to think why he suddenly disappeared. I've been asking myself why did he lie to me..All those broken promises,etc2.
But I still can one relief. In my blackest days I usually turn again to Carrie Bradshaw and her friends. Yes, these fascinating ladies keep inspire me how to live in this crazy days with full of unfaithful and loser guys.
Also, I usually end my days with a novel "how to meet cute guys". It's very funny though, it's witty but also teach me how to keep alive although you're broken to million pieces.