Rabu, 30 April 2008

Ageing Factor


Pada waktu pertama kali bertemu tandem siaran saya ,Nancy, hal yang terutama terucap dari bibir nya yang mungil adalah :"oh, ini toh dr.Isma, kirain bukan dokter..". walah, kok saya nggak dipercaya jadi dokter ya..
Di dalam studio, dia masih melanjutkan komentarnya : "bener lho dok, gak kayak dokter.Biasanya dokter kan suka serius gitu. Dr. Isma malah kayak anak FISIP deh" (emang kenapa dengan anak FISIP jeung)." Belum selesai disitu " dok, umurnya berapa sih, kok kayak muda banget ?". Saya jawab, in my late twenties deh.. :p. Tapi dia tidak percaya, dan menyangka umur saya masih 24.
Hmm, ada sekelumit perasaan bangga dan ge-er disangka masih muda. Terbayang oleh saya uang yang telah dihabiskan untuk membeli krim-krim anti penuaan dan mikrodermabrasi beberapa tahun terakhir ini. It really works, teriak saya dalam hati.
Tapi benar kah begitu?
Apakah krim-krim penuaan dan serial treatment itulah yang membuat seolah kerutan halus belum datang menyapa saya?. Saya merenung..
Setahun yang lalu ketika masih menjalin hubungan dengan seorang pria, dengan maksud untuk mengenalkan pada sang ibunda, si pria ini menunjukkan foto terbaru saya pada sang Ibu. Namun tanggapan ibu nya adalah "wah, kok keliatan tua banget sih". Hiks..hiks saya langsung menangis mendengarnya. Memang sih pacar saya ini lebih muda beberapa tahun dari saya. Tapi please dong jangan bilang kayak gitu. Padahal sebelumnya belum pernah ada yang bilang seperti itu pada saya. Saya semakn membulatkan tekad untuk melawan datang nya penuaan.
Namun, kemudian setelah ada suatu peristiwa yang membuat saya mengalami pencerahan, saya menyadari bahwa bukan krim-krim dan perawatan-perawatan yang mahal yang membuat kita kelihatan awet muda. Kuncinya sebenarnya adalah di diri kita sendiri. Kita yang bisa menentukan apakah kita mau terkalahkan oleh waktu atau tidak.
Saya sangat menyukai sebuah quote tentang waktu :

Waktu tidak berwenang menyeret kita untuk menjadi tua. Kita tidak hidup oleh karena waktu, kita hidup karena kekuasaan Tuhan yang senantiasa ditanamkan di dalam diri kita. Kekuatan hidup tidak diatur oleh ukuran sistem waktu. Sebab bagi Tuhan, 1000 tahun itu sama saja dengan waktu satu hari kemarin bagi manusia (Russel A. Kemp).

Ya saya tidak ingin terkalahkan oleh waktu. Semangat saya masih sama dengan semangat saya lima atau sepuluh tahun yang lalu. Saya masih tertarik dengan musik, fashion, snoopy ataupun melakukan hal-hal yang saya sukai. Karena sumber tenaga muda tidak terletak pada bayangan pikiran kita, melainkan pada sikap pikran yang senantiasa menyegarkan kembali pikiran kita. Ya, dengan rahasia ini sebenernya yang menyebabkan saya masih disangka sebagai anak SMA ketika beberapa waktu lalu sedang makan di pinggir jalan.
Masalah mungkin datang dan pergi. Dan saya pun tak mungkin immun dengan masalah. Tapi saya berusaha menyikapi masalah ini dengan selalu menjaga harapan di dalam dada. There is a light that never goes out. Dan tahukah bahwa ketika kita mengalami stress yang tidak bisa kita keluarkan, badan kita akan mengeluarkan zat yang bernama adrenalin. Nah efek dari adrenalin yang berlebih ini adalah pembuluh darah di badan kita akan menciut (vasokonstriksi). Akibatnya beberapa bagian tubuh yang tidak dianggap vital akan kekurangan pasokan oksigen. Kulit adalah salah satu organ yang akan terkena dampaknya. Makanya orang tua kita dulu bilang bahwa kalau kita marah nanti akan cepet tua ya. So, just take it easy.
Akhirnya saya menarik kesimpulan sendiri bahwa rahasia awet muda bukan terletak pada krim-krim anti aging dan face lift (ya, mungkin hal ini akan menyamarkan ketuaan kita di permukaan). Namun yang paling penting adalah kita harus senantiasa menjaga semangat kita senantiasa muda.


Minyak kelapa (coconut oil) as lubricant?


Saya baru ingat beberapa waktu yang lalu ketika sedang siaran di Rase FM Bandung, seorang pendengar bertanya via SMS.
"Dok, bisa nggak minyak kelapa saya gunakan sebagai pelumas, soalnya setiap saya berhubungan intim dengan suami saya, saya selau kesakitan?".
Hua ha ha, sontak seisi studio siaran tertawa terbahak-bahak (tapi pas lagi off air kok), terus Nancy (si Radio DJ) nya nyeletuk, "Daripada dipake untuk lubrikan, minyak kelapa mending dipake ngegoreng aja lah, kan lagi mahal tuh". Ih ada ada aja ya si ibu ini.
Tapi akhirnya saya (dengan sok arif) dan Igun menjawab "sebaiknya ibu memakai lubrikan yang sudah banyak dijual di apotek-apotek, soalnya lubrikan ini berbahan dasar water-based yang cocok dengan cairan badan kita, sedangkan kalo minyak kelapa kan bahan dasar nya minyak (ya iya lah namanya juga minyak), jadi pasti beda sama badan kita. Juga dikhawatirkan minyak kelapa kan nggak steril tuh".
Eh, tapi bu, kalo lagi emergency dan stock lubrikan gak ada ya bisa aja kali ya. daripada kesakitan :D



Selasa, 29 April 2008

GOMBAL (especially when he's away)

Definisi:
Jawa : Baju-baju bekas.
Ind : Kata-kata manis yang diucapkan, namun masih mengandung tanda tanya tentang kebenaran nya. Biasanya diucapkan oleh seorang pria terhadap wanita atau sebaliknya.

Gombal,makna harafiah yang sangat sukar untuk dijabarkan. Pertama kali saya mengerti arti gombal, saya menangkap bahwa ada konotasi negatif pada makna nya. Dan semakin dewasa saya mengerti biasanya istilah ini digunakan dalam hubungan pria dan wanita dalam rangka rayu merayu (wah). Contoh-contoh 1001 macam gombalan mungkin sudah banyak yang hafal hehe. Saya hanya ingin bercerita dan berpendapat mengenai kenapa harus ada gombalan dan segala sesuatu yang melatarbelakanginya serta implikasi-implikasi yang mungkin akan ditimbulkannya.

Ketika saya masih sangat muda dan belum terjun langsung ke dunia romantika antara pria dan wanita biasanya saya hanya bisa tertawa dan menertawakan terhadap korban-korban pergombalan ini. Pada waktu itu saya menganggap bahwa wanita (maaf dalam hal ini saya lebih banyak menyoroti korban gombal adalah wanita) yang menjadi korban gombalan ini biasanya yang berpendidikan rendah dan lugu yang tidak mengerti tipu muslihat pria, serta dilakukan oleh laki-laki yang memiliki pendidikan rendah pula.

Tapi semakin saya dewasa, saya pun akhirnya mengalami hal ini. Tersebutlah beberapa kisah pahit di masa lalu dimana saya menjadi korban gombalan pria-pria ini. Walah. Dan akhirnya saya pun harus meralat anggapan saya bahwa ternyata korban gombalan itu bisa siapa saja baik wanita berpendidikan maupun tidak, bahkan pelaku pergombalan ini pun bisa dari kalangan terpelajar dan terhormat (seperti yang pernah saya alami :p).

Saya berhasil menemukan artikel yang mengupas mengapa pria suka menggombal-apalagi melalui telepon atau internet-(tentu saja gombalan yang masih diragukan kebenarannya), berasal dari majalah CLEO Malaysia edisi Januari 2007. Saya akan mencoba mengutip beberapa bagian dari artiel ini dalam bahasa aslinya agar tidak terjadi kesalahan makna.

The phone rings. You pick it up. It's him. You haven't seen each other for ages and your hearts pounds as he says how much he loves you/misses you/is mad about you. But beware, don't believe in everything you hear.
Okay, believe it if you must. There are, after all, guys who genuinely mean what they say to their girlfriend on the phone/chat. Trouble is, They're in the minority..
Most men (like the writer himself said), find it too easy to say to one thing on the phone then another to your face(or, the same thing, but less enthusiastically). You see, when he's talking to you on the phone/messenger he knows you're miles away. The way he looks at it, he needn't be immediately responsible for what he's saying. Well, not until he sees you, anyway.
So, why is a man ultra nice on the phone?it's because he wants to be loved. And this means his conversation is designed, not necessarily consciously, to give him the affection he craves. And who can blame him???.


Jawaban lain diberikan oleh seorang kakak angkat sekaligus my love-coach. Mudah-mudahan dia tidak keberatan saya kutip rekaman chat kami pada seksi lesson in love beberapa hari yang lalu.
(4/28/2008 9:57:49 PM): laki2 semua ngegombal beib
(4/28/2008 9:57:50 PM): termasuk gw
(4/28/2008 9:57:56 PM): buat dapetin apa aja
(4/28/2008 9:58:01 PM): percaya deh

Wah menurut pendapat dia, laki-laki pasti menggombal untuk mendapatkan keinginannya.
Ada lagi nih terusannya,

(4/28/2008 9:58:16 PM): tp lu jg kadang2 seneng di gombalin
(4/28/2008 9:58:34 PM): yah wanita emg tau itu gombal, tp mreka seneng.

Well, do we (women) really want to be fooled? It's a pretty tough question. Mungkin kami kaum wanita memang senang mendengar kata-kata manis dari seorang pria. Tapi yang kami inginkan adalah kata-kata manis yang diucapkan dari lubuk hati terdalam. Sounds demanding? tapi saya yakin tidak ada wanita di dunia ini yang hanya ingin dibohongi. Jika pria hanya ingin menggombal untuk mendapat yang dia inginkan, well, it had better you go to hell man, :P.

Jawaban lebih bijak saya dapat dari seorang teman, ketika saya tanya masalah ini:

(4/30/2008 6:37:29 PM): gombal kan salah satu bentuk cinta
(4/30/2008 6:37:48 PM): jadi ga enak klo ga gombal
(4/30/2008 6:38:19 PM): tp gombal gw buat orang tertentu
(4/30/2008 6:38:32 PM): ga semua orang

Hmm, nampaknya saya agak setuju dengan pendapatnya. It's Ok jika seorang pria menggombali seorang wanita yang benar-benar ia cintai, dan bukan nya kepada setiap orang.

Rabu, 23 April 2008

The Rubber

Kalau ditanya karet apa yang paling bikin heboh di Indonesia, tentu jawabnya adalah karet pengaman alias kondom. Maaf tulisan saya ini bukan bermaksud nyerempet-nyerempet pornografi sehingga blog ini harus di block, namun lebih ke sebuah renungan dan pembelajaran kita semua demi masa depan republik ini yang lebih baik.
Saya tergelitik membuat tulisan tentang si karet ini, karena di infotaiment sedang dibicarakan tentang seorang penyanyi dangdut (OK kita semua tau Julia Perez) yang dalam album nya memberikan bonus sebuah kondom kepada pembeli albumnya. Sounds natural?, sure if we're living in more open minded country. Tapi karena itu terjadi di tanah air kita tercinta Indonesia, maka cerita ini menjadi luar biasa akibatnya. Luar biasa karena sampai seorang menteri dan ustadz kondang pun turut memberikan komentarnya.
Tentulah komentar yang di dapat Mrs.Perez ini adalah komentar yang pedas. Bahwa yang dilakukannya adalah tidak sesuai dengan moral bangsa. Bahwa yang dilakukannya seolah-olah mengajak masyarakat untuk berbuat yang tidak semestinya.
Tapi benarkah? Apakah sebuah kondom selalu diidentikan dengan hal yang berbau asusila. Seharusnya kita dapat melihat dengan mata kepala yang jernih. Ok, Indonesia terkenal sebagai negeri dengan mayoritas umat Muslim terbesar di dunia, sehingga (diharapkan) semua warganya berlaku santun. Tapi, kalau kita lihat di sekeliling kita maka yang terjadi adalah hal yang agak jauh dari citra yang ingin ditampilkan negeri ini. Saya dapat mengerti maksud si produser dan penyanyi dengan memberikan bonus berupa kondom ini adalah bermaksud sebagai salah satu bentuk pendidikan seks bagi masyarakat.
Sebagai seseorang yang terjun langsung di masyarakat untuk memberikan penerangan tentang pentingnya kesehatan reproduksi dan seksual, saya melihat bahwa sebagaian besar rakyat Indonesia tidak atau belum pernah mendapatkan pendidikan seks yang optimal. Padahal pendidikan seks yang memadai adalah cukup penting sebagai langkah awal untuk menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera. Lho mungin apa hubungan nya?Hubungan nya tentu saja ada. Dengan pendidikan seks sedini mungkin, diharapakan generasi muda akan lebih bertanggung jawab akan hidup dan masa depan nya. Dari data yang didapatkan PKBI (perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) paling banyak kasus yang didapat dari remaja (usia 15 - 24 thn) adalah karena kekurangpahaman mereka tentang seks yang sehat dan bertanggung jawab.
Berapa banyak nya kasus kehamilan yang tidak diharapkan, penyakit menular seksual hingga kasus remaja putus sekolah yang terjadi karena ketidak pahaman remaja akan kesehatan reproduksi. Ketika remaja terpaksa harus berhenti sekolah karena hamil atau terpaksa menjadi orang tua, berarti masa depan mereka menjadi kurang jelas. Impian untuk mengecap pendidikan yang lebih tinggi demi masa depan cerah terpaksa harus dikubur dalam-dalam. Keadaan mereka yang tidak siap secara fisik maupun psikis sebagai orang tua akan menyebabkan sebagian besar anak-anak yang dilahirkan nya pun tidak dapat berkembang menjadi generasi muda penerus yang dapat diharapkan. Sehingga ditakutkan banyak terdapat generasi muda yang Useless karena mereka dilahirkan dari orang tua yang secara kondisi belum siap menjadi orang tua.
Dari sisi kesehatan, ketidakpedulian mereka akan bahaya PMS menyebabkan kasus PMS di Indonesia cukup tinggi dengan angka morbiditas yang tinggi juga. Berapa banyak uang yang harus dihabiskan untuk pengobatan penyakit ini. Juga dampak dari angka kesakitan yang tinggi membuat produktivitas menjadi betkurang.
Kembali ke kasus kondom tadi, mestinya secara bijak kita dapat memahami bahwa kondom memang cukup penting untuk disosialisasikan kepada generasi muda dan masyarakat pada umumnya. Tujuan nya bukan agar kita dapat melegalkan atau mengajak orang untuk melakukan seks bebas, tapi semata-mata kondom dapat dilihat sebagai sarana untuk menekan jumlah penduduk dan juga menurunkan insiden PMS. Karena secara alamiah tanpa kondom pun ternyata banyak remaja Indonesia yang melakukan seks bebas. Hal ini mungkin terjadi karena dengan pesat nya arus informasi dari berbagai penjuru tanpa diimbangi pendidikan seks yang memadai. Jadi ternyata hal ini lebih parah dari seks bebas nya remaja "barat" sana. Karena di Indonesia kebanyakan remaja ini tidak mengerti bahaya seks bebas dan bagaimana cara pencegahan nya. Kasus terbaru yang saya dapatkan, seorang remaja pria berusia 17 tahun, drop out SMA datang dengan diagnosis akhir terkena Gonorrhea untuk yang kedua kalinya. Dapat kita bayangkan sejak usia berapa si remaja secara seksual telah aktif. Ketika saya singgung kenapa tidak menggunakan pengaman, nampaknya ia tidak mengerti bahwa kegunaan kondom selain mencegah kehamilan juga dapat mencegah penyakit menular seksual. Parah sekali kan?
Jadi sebaiknya kita mulai menyadari bahwa kondom ini bukan lah suatu benda yang nista. Bukan pula saya menganjrkan seks bebas. Namun saya lebih melihat bahwa kondom yang berada dalam album Julia Perez ini sebagai sebuah sarana pendidikan seks bagi generasi muda.


Minggu, 20 April 2008

SEX ED

Tadi malam saya mendapat seorang pasien yang istimewa. Istimewa dalam artian bahwa kasus ini cukup membuat saya cukup terhenyak. Seorang remaja berusia 18 tahun diantar dengan beberapa orang teman nya datang dengan keluhan "saya sakit sphillys".
Saya cukup terhenyak, ternyata remaja seusia mereka sudah tidak asing lagi dengan nama-nama penyakit menular seksual (Sexually Transmitted Disease). Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan, ternyata didapat kesimpulan bahwa si remaja ini menderita gonorrhea (GO)-yah sejenis PMS juga sih.
Baiklah, sebaiknya kita review sedikit apakah Gonorrhea itu.
Gonorrhea adalah penyakit menular seksual yang dapat disembuhkan. Biasanya menyerang orang-orang berusia muda. Bakteri yang menyebabkan penyakit ini adalah Neisseria gonorrhea (nama yang cukup indah, tapi tidak dengan rasa sakit yang ditimbulkannya). Bakteri ini dapat menginfeksi saluran kelamin, mulut atau anus.
Sebenarnya tidak semua orang yang terinfeksi gonorrhea ini menunjukkan gejala, terutama wanita. Namun pada pria keluhan yang paling sering muncul adalahrasa nyeri ketika buang air kecil disertai dengan keluar nya nanah. Gejala ini juga lah yang dialami oleh pasien remaja saya tadi. Dia mengakui bahwa gejalanya ini telah dirasakan sejak seminggu yang lalu. Biasanya gejala penyakit ini pada pria akan muncul dalam dua hingga lima hari setelah tertular, tapi dapat juga muncul dalam range waktu 30 hari. Sedangkan pada wanita biasanya tidak menunjukkan gejala, namun dapat juga timbul dengan keluhan keputihan, rasa panas ketika buang air kecil, namun paling sering gejala muncul dalam bentuk komplikasinya yaitu infeksi di dalam panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
Komplikasi baik pada pria maupun wanita jika terinfeksi oleh gonorrhea adalah infeksi di saluran kelamin yang lama kelamaan akan menimbulkan infertilitas atau kesulitan dalam memiliki keturunan. Penyakit ini selama kehamilan dapat ditularkan dari ibu kepada bayi nya.
Kembali kepada kasus si remaja tadi, ia mengakui bahwa hal ini bukan yang pertama kali terjadi. Setahun yang lalu ketika ia masih tinggal di desa, ia mengalami juga penyakit serupa. Pada saat itu ia tidak berobat ke tenaga kesehatan, namun memperoleh obat dari seorang teman nya.
UH, if he is 18 years old right now, it must have been he was only 17 years old when for the first time he's got infected ck ck. Dia hanya bilang bahwa dia tertular oleh seorang wanita yang lebih tua umurnya. Saya tidak menyangka di balik wajah bocah tak berdosa si remaja ini, ternyata memiliki pengalaman yang luar biasa hehe.
Masalahnya adalah dia secara seksual telah aktif, namun nampaknya dia belum dapat bertanggungjawab, even terhadap dirinya sendiri. Ketika disinggung mengenai penggunaan pengaman (latex kondom) dia hanya bengong. Nampaknya dia belum memahami kegunaan pengaman yang sesungguhnya.
Wah wah ternyata memang pendidikan seks sangat kurang di Indonesia. Ini berbeda dengan remaja di negara-negara maju yang lebih mengerti tentang seks dan komplikasinya.
Melalui tulisan ini saya ingin mencoba mengajak memahami bahwa sex education itu adalah sangat-sangat penting terutama untuk remaja pra pubertas. Hal ini dilakukan agar mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan pada kasus seks bebas pada remaja

Profesi Baru

Many things happened in these last few months. Ternyata dibalik semua kesedihan dan kegagalan di tahun yang lalu, akhirnya saya menemukan beberapa pengalaman baru di tahun 2008 ini.
Diantara pengalaman-engalaman itu tentu saja di tahun ini saya banyak mengenal banyak orang dengan berbagai macam profesi, dan beberapa diantara mereka menjadi teman dekat saya saat ini.
Tapi salah satu pengalaman yang berkesan (dan saya harap juga dapat merubah hidup saya) adalah keputusan saya untuk bergabung dengan salah satu LSM besar yang bergerak di bidang kesehatan. Saya menamakan bergabungnya dengan LSM ini sebagi proyek idealisme, yang tidak bersandar semata-mata dengan uang.
Sebagai salah seorang petugas medis yang bergabung, tentu saja salah satu tugas saya adalah memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Kebetulan proyek yang saat ini saya bantu adalah mengenai kesehatan reproduksi dan seks untuk kalagan remaja. Kami kebetulan bekerja sama dengan salah satu stasiun radio di kota Bandung (Rase FM,www.rasefm.com) untuk mengisi salah satu slot acara yang bertajuk "Rase Intimacy". Acara ini sebenarnya bertujuan untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kesehatan reproduksi secara keseluruhan, namun rupanya setiap sesi tanya jawab kebanyakan para pendengar bertanya tentang seks,hmm.
Sebagai salah satu nara sumber yang mengisi acara tersebut, tentu saja saya dituntut untuk mengusai topik tentang kesehatan reproduksi dan juga tentang seks.
Masalahnya, selama ini pengetahuan saya tentang seks lebih banyak melalui teori :p. So, pada awal nya saya agak canggung untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tapi saya akhirnya nekad saja, dan uh akhirnya saya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan (saya harap) baik. Berbekal Mr. Google dan artikel-artikel dari majalah Cosmopolitan juga dipadankan dengan teori kedokteran akhirnya saya cukup menikmati profesi saya yang baru ini as a
Sex Consultant and Therapist .
Walhasil setiap acara kami on-air selama 1 jam tak kutang dari 25-30 pertanyaan yang masuk. Dan banyak juga diantara pertanyaan-pertanyaan itu yang cukup ajaib dan memancing tawa.
Contoh, beberapa waktu lalu ada pendengar yang bertanya :"Dok, apakah ada senam untuk penis?". Halah, jujur saya baru mendengarnya. Tapi, thanks to technology , saya bisa dapat jawabanya dalam waktu yang tidak begitu lama. Seorang teman yang tinggal di Paris dan khusus mendengarkan saya siaran melalui streaming memberikan solusi nya. sebuah artikel langsung dikirim via e-mail tentang sex taoisme. Hmm, disana nampaknya terdapat jawaban dari sang pendengar tadi. Wah, sejak saat itu saya jadi lebih rajin untuk baca-baca artikel tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah seks dan kesehatan reproduksi (that I haven't learned from school).
Sisi positif nya banyak pasien-pasien saya di klinik yang mengalami gangguan dengan kehidupan seks mereka, dapat saya berikan solusinya. Saya tentu saja senang sekali dengan ilmu yang saya peroleh ini.
Eventhough I haven't got all the experinces myself, but I'm pretty confidence to become a sex consultant, really. The key is, just try to give your empathy to the patient, and be confidence as if I have got all the experiences haha.