Senin, 29 Juni 2009

Mimpi Buruk

Beberapa hari yang lalu aku mimpi buruk...

Mimpi nya bukan di tagih utang, atau dikejer binatang buas...

Tapi mimpi hendak melaksanakan pernikahan

Entah kenapa kalau aku mimpi mau nikah, pasti keluar keringat dingin..

Dalam mimpi aku dilanda ketakutan luar biasa untuk melakukan pernikahan..

Aku takut hidup ku tidak akan sama lagi dengan menikah

Aku membayangkan kebebasan yang terenggut

Tidak bisa menjadi diri sendiri lagi

Dan ada anak-anak yang akan selalu minta perhatian ku..

Apakah ini cerminan dalam dunia nyata ??

Yang jelas aku belum siap untuk " menikahi " seseorang saat ini

Ada atau tidak ada pacar, saat ini absolutely bukan waktu yang tepat untuk menikah

I'm going to marry..only when the time is right

Jumat, 26 Juni 2009

Dua Pilihan

Mungkin ini adalah salah satu keputusan tersulit yang mesti saya ambil. Memilih antara beasiswa DAAD dan Erasmus Mundus. Bayangkan, yang satu merupakan beasiswa impian saya sedari kecil, yang lain nya beasiswa yang grant nya besar sekali (dasar matre banget ya). Atas pertimbangan dari teman- teman dan para senior, serta tak lupa memohon petunjuk Allah melalui istikharah, akhirnya saya memutuskan Jerman mungkin pilihan yang terbaik. Ada satu lagi yang membuat saya makin mantap memilih Jerman. Ibu saya bilang "lebih baik kamu gak ambil EM, nanti kalau kamu sakit hati sendirian di negara tempat kamu kuliah EM nanti malah runyam ". OK deh, atas nama nurut orang tua saya makin mantap milih DAAD (padahal pertimbangan ibu saya sama sekali bukan karena pilihan taktikal, tapi hanya karena masalah pribadi saja..sudahlah).

Setelah berhasil memutuskan satu masalah, nampaknya masalah lain bermunculan. Sebenarnya bukan masalah sih, hanya fase-fase kehidupan yang mesti dilewati. Mengurus tetek bengek sebelum pindahan akhir Juli nanti lumayan bikin stress juga ternyata. Demi kuliah saya nanti, maka selama 2 bulan terakhir ini saya ikut magang di salah satu Project yang berkecimpung dalam pengurangan infeksi HIV/AIDS di Bandung. Saya memilih untuk bergabung di divisi Health economics. Pfuihhh, ternyata saya merasa sebagai orang paling bodoh di dunia. Ternyata ada yang dinamankan cost analysis, mathematical modelling dan berbagai macam istilah public health lain nya. Temen saya bilang, dengan memulai dari ketidak tahuan kita akan lebih semangat untuk mencari tahu. Dia benar nampaknya. Dalam 2 minggu ini saya sudah baca puluhan jurnal (whew), terpaksa tahu apa itu mathematical modelling, dan tahu juga cara critical appraisal terhadap jurnal ilmiah.

Tapi terus terang sampai hari ini saya masih ketar-ketir juga. Saya merasa saya mungkin orang yang paling tidak berpengalaman nanti pada saat kuliah dimulai di Jerman nanti. Saya cuma anak magang yang tahu sangat sedikit soal Public Health, saya cuma beruntung ternyata aliran nasib telah menulis bahwa saya mendapat kesempatan untuk mencicipi beasiswa DAAD. Pasti banyak orang yang jauh lebih pintar dan berpengalaman dari saya. Mudah-mudahan Tuhan tidak slaah menjatuhkan pilihan nya pada saya.

Minggu, 14 Juni 2009

Essay beasiswa

Banyak temen-temen yang minta dikirimi contoh essay beasiswa saya, supaya adil gimana kalau saya posting disini aja yah, biar yang lain juga bisa ikut baca. Btw, ini bukan murni bikinan saya lho he he, garis besar nya saya ambil dari mas Setio Pramono dan koreksi oleh kak Iwan Adhicandra (maklum waktu itu kan masih newbie).


ESSAY OF STATEMENT


I was still fifteen years of age when I decided to dedicate my life as a health professional. I observed a doctor’s ability to ease the pain has sparked my desire to become a physician. However, during my years in medical school, although I loved and enjoyed learning science of treating diseases, there was still a question in my head such as what if people live healthier, practice preventive medicine, and take precaution against illness and diseases. After completing an internship program in one of the remote and poor community, I knew that I need a career that enable me to help a large number of people, emphasized also on preventive and primary care as well as practicing my previous clinical experience.

While studying at medicine faculty of Maranatha Christian University , I served to the community by promoting the importance of “being healthy” for young people. In addition, I did some social activities in student’s senate. I achieved an excellent performance on my academic record and I believe that it has prepared me to do well in graduate school.

Since a field study is such a valuable learning tool, after graduated from medical school, I joined Indonesian Parenthood Planning Association as a volunteer. I was responsible for doing outreach activities to the rural areas including examining people with health problems and giving them free medical check-ups. Soon I learned that many diseases especially in poverty-related health problems could be minimized if there were sufficient and appropriate programs to response all those problems.

Currently, I am working as a full-time staff at the Indonesian Parenthood Planning Association (IPPA). It is a non government organization, which mainly focus on reproductive health and HIV/AIDS. Working for the IPPA has given me insights that there are still many works to be done to reduce maternal deaths (as one of the IPPA’s mission statement) and how important a family planning program is to our country. Some of my tasks include persuading and giving counseling to women or couples who will choose a method of contraception. I have seen that some health related problems in low income families are worse by having many children. The IPPA stands for giving an access to Indonesians to get information about reproductive health using wide range of media, so during these past few years I worked on a radio program that enable me to communicate with audiences about reproductive health in general. Since the impact of HIV/AIDS is also spreading fast in Indonesia, we also concern about how to overcome the increasing incidence of this pandemic disease.

Eventhough my undergraduate studies have given me a strong background about reproductive health and HIV/AIDS or health in general, it is not enough for me to be able to initiate programs that would improve the delivery of health services in efficient, sustainable, and equitable ways. Today, there is no any person holding a Master’s degree in International Health in my institution. These circumstances persuade me to apply for Master of Science in International Health under DAAD Scholarship.

Master’s degree in International Health is needed in Indonesia because of the following reasons :

1. Health delivery system in Indonesia shows a need for more improved health policy, more efficient organization and management at all level of health delivery system including for non government organization.

2. The increasing flow of goods, people and information from one country to another have given challenges, threats and also opportunities to health and health care delivery.

After completing a Master’s degree in International Health I would like to apply skills and competencies to my current institution, so we, can efficiently formulate and giving appropriate strategies as a response for some challenges and complex issues. In long term, I am interested in a possibility of using my understanding in International Health to impact public policy in the area of public health.

I would consider myself to be a good candidate for the DAAD scholarship because I am a young, energetic, hardworking, visionary and motivated person who believes that I can contribute something for the benefit of my country. I have done my best with all maximum efforts that I could give to my organization. But I am not satisfied yet for what I have done. I believe that I will do much better if I am trained and developed through a Master of Science in International Health. This scholarship will also provide me an opportunity of experiencing an international education. Being in Germany with many students from different culture and nationalities would allow me to meet different kind of people who will give me different point of views that will be valuable and enriching.


Die Liebe meines Lebens

Ih suchte dich, die Liebe meines Lebens, doch ich fand dich nicht.
Leere tauchte in mir auf, Hoffnung dich irgendwo zu begegnen.
mein Weg war lang, den Weg den ich nahm war sehr lang.
Kein Ende in sicht, brachte mich in ein Schwarzes Loch der Hoffnunglosigkeit.
Irgendwo warst du, nur wo?
Ich gab nicht auf, dachte nur an dich und musste dich finden um mein Geist der erfuellt war von dir endlich zu erloesen.
Schmetterlinge die in mir gefangen waren, frei zu lassen.
Doch um so mehr ich dich suchte, starb immer mehr mein Herz dich zu finden.
Was mach ich nur ?
Ich muss dich finden um dir meine Gefuehle zu uebermitteln, dir zu sogen wie huebsch du fur mich bist,wie sehr ich dich brauche und wie sehr ich dich liebe !!
Irgendwo bist du !
Ich gib nicht auf, den du wartest, weil ich fuehle und weiss das du mich auch liebst !

Kamis, 09 April 2009

Beasiswa Esek - esek

Wiih judul yang provokatif. ..Sebenernya ini sih untuk menjawab beberapa pertanyaan dari temen-temen. Kalo ada yang nanya ke gua, gimana tips dapet beasiswa, terus terang gua juga bingung jawabnya. Soal prestasi standar-standar saja, IPK gua ngga nyampe cum-laude kok. EPT juga nge pas. Publikasi idem dito, alias gak pernah publish apa-apa.
Hmm baru gua inget, mungkin karena gua sempet nulis di motivation statement gua bahwa saat ini gua punya acara tentang kesehatan reproduksi di salah satu radio di kota gua. Yah acara mulia ini emang lebih banyak membahas soal seks, trik-trik, etc. Anjrit...Gua serasa jadi dr. Boyke deh pokok nya. Yah gimana lagi, malu gak malu sih. Tapi berhubung dulu ini adalah perintah atasan gua untuk ngisi acara disono, yah gua jalanin aja. Lama-lama jadi enjoy juga sih. Alhamdulillah respon nya cukup baik, untuk slot acara selama 1 jam pertanyaan yang masuk-masuk rata-rata 20 pertanyaan, bahkan pernah sampe 60 pertanyaan lho (mode : bangga on).
Nah, gua jadi berpikir mungkin karena tugas gua yang lumayan mulia nan antik ini (hue he he ngajarin kawula muda soal pendidikan seks dan keluarga berencana), makanya si komite seleksi di DAAD Bonn sana melirik gua. Yah, tau sendiri gua tuh gak ada istimewa-istimewa nya sama sekali.
Kemaren temen gua bilang kalo doi bisa dapet beasiswa Erasmus Mundus karena dulu track record dia sebagai pemanjat tower, maka gua juga bilang gua dapet beasiswa DAAD karena masalah " esek - esek " ini. Tak apalah seorang moderator bilang gua pakar esek-esek, karena akibat acara esek-esek ini gua bisa sekolah gratis.

Kamis, 02 April 2009

Onandang

Kata yang aneh dan yakin tidak akan dapat ditemukan di kamus-kamus atau pun thesaurus manapun di muka bumi ini. Tidak ada kaitan nya juga dengan nama seseorang yang amat lazim bagi " urang sunda"- kang Nandang. Tapi ini adalah istilah yang lazim diungkapkan sebagai pengganti " onani" atau "masturbasi". Setidak nya istilah yang digunakan bagi kami bertiga - gua (Vita), Openg aka Nova Derajat, dan celebrity to be James Come - pada acara kami di Radio Rase Bandung yaitu Rase Intimacy bersama dr.Vita setiap Senin malam 21.00 - 22.00.

Acaratalk show yang bertujuan mulia sebagai sarana edukasi bagi kesehatan reproduksi nampak nya kini beralih segmen menjadi acara edukasi ber genre -ala Extravaganza, thanks to James dan Openg yang kocak abis dan karena mereka pula gua berubah menjadi gokil (walau pun tadi nya juga udah gila) he he he.

Back to Onandang , jadi dari puluhan pertanyaan yang masuk hampir tiap minggu nya baik dari SMS maupun YM, selalu saja ada pertanyaan yang berkaitan dengan si onandang ini. Well, gua dan temen2 gua siaran disini berasumsi bahwa pengirim pertanyaan adalah anak-anak yang masih "hijau" soal seks alias ABG hihihi. Kadang-kadang Yolanda sang produser memberikan instruksi untuk men skip saja pertanyaan seperti ini karena udah basbang, basi banget booo.

Pertanyaan tipikal : " dok, kalau sering onani bahaya nggak dok?".
atau : " kalau sering onani bener nggak nanti jadi males kalo hubungan ama cewek?"
" Onani bisa bikin sakit kelamin nggak?"

Jadi tergelitik ingin menjelaskan lebih panjang lebar disini (mudah-mudah an bagi para pendengar yang suka nanya di acara gua baca juga blog ini, mudah-mudah an penjelasan nya lebih jelas he he).

1. Apakah masturbasi bahaya ?

Sebelum membahas lebih lanjut apa masturb atau self service itu bahaya, ada baiknya kita cari tau dulu apaan sih masturbasi itu.
Definisi : stimulasi seks biasanya atas organ genital milik pribadi (maksud nya milik sendiri). Diharapkan si pelaku dapat mencapai orgasme. Masturbasi ini bisa dilakukan oleh pria maupun wanita. Sebenernya masturbasi ini adalah suatu prilaku seksual yang normal, 95% pria dan 89% wanita melakukan nya (Andrew Weil , MD).

Well, sebenernya asal dilakukan properly ( artinya tidak dilakukan di tempat umum atau pun mengganggu orang lain), onandang ini sah-sah saja. Maksudnya ditinjau dari sudut pandang medis, onani dapat merupakan suatu upaya untuk melepas ketegangan apalagi yang tidak punya partner: D. Kalo kata kita sih masturbasi adalah salah satu cara yang murah meriah dan sehat. Kenapa ? ? Pertama Anda tidak perlu pergi ke tempat yang menyajikan jasa seks which is cukup menguras kantong. Kedua, sangat kecil kemungkinan bagi Anda untuk terkena infeksi menular seksual.

2. Efek samping masturbasi

Selama dilakukan dengan cara-cara yang bertanggung jawab dan dalam batas kewajaran masturbasi hampir tidak memiliki efek samping. Efek samping yang paling sering terjadi adalah "adddict" alias kecanduan ber masturbasi. Pernah ada kasus seorang laki-laki yang hampir setiap malam mesti ber onandang dulu sebelum bisa tidur. Akibat nya si pria ini selalu tidur terlambat, dan akhirnya datang ke tempat kerja dalam keadaan tidak fit. Akibatnya prestasi kerja nya menjadi menurun. Atau wanita yang melakukan masturbasi dalam keadaan " tidak bersih" akan mudah mengalami infeksi.
Penelitian terbaru sih katanya terlalu sering onandang bisa bikin jadi pelupa. Kok bisa ?? katanya pada saat ejakulasi itu banyak neurotransmitter yang terpakai sehingga akhirnya neurotransmitter untuk peghantar memory akan tergerus. Sorry, ntar gua liat lagi deh penjelasan nya.

3. Ambang rangsang
Secara alamiah ambang rangsang bagi seorang yang " baru" dalam hubungan seksual dengan orang yang ekspert tentu saja berbeda. Khususnya pada pria. Terus-terusan memiliki pengalaman seksual baik dengan partner maupun bersolo karir tentu saja akan meningkatkan ambang rangsang tersebut. Sehingga seolah-olah susah "panas" nya.





Jumat, 27 Maret 2009

Terima kasih

Sesudah bernorak-norakan mengucapkan terimakasih (yang di edit oleh para moderator menjadi Testimoni) di mailing list klasik nan legendaris ( milis beasiswa), maka saat nya kini saya mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang secara tidak langsung telah menuntun kepada jalan saya sekarang.

Well, tulisan ini diilhami oleh agak "panas" nya diri ini melihat profil seorang facebook -er. Yup, right, melihat tampang nya mengingatkan saya kepada masa-masa kegelapan beberapa tahun yang lalu. After all these years, how could I forget that name ? :p. Tapi saya mesti mengakui bahwa dibalik segala klaim saya bahwa dia adalah penyebab my never ending agony - halah-, tapi mungkin gara-gara dia juga yang menyebabkan saat ini (segera) hehe saya akan terdaftar menjadi mahasiswa salah satu universitas paling bergengsi di Eropa as a DAAD scholar. Syahdan, beberapa tahun lalu begitu saya dinyatakan lulus dari program S2 saya di sini, saya segera menelepon pria ini ,(uhh I was so weak , you can tell me that) dan berbagi kebahagiaan bahwa saya bisa lulus dari ujian thesis dengan nilai A. Waktu itu saya bercerita pada nya bahwa saya tidak akan pernah lagi menjejakkan kaki di bangku kuliah setelah peristiwa Tesis Roro Jongrang itu , maksud nya mengedit tesis hanya dalam satu malam. Tapi si pria ini sok menyemangati saya dengan mengatakan " honey, suatu saat kamu mungkin bisa dapet beasiswa Bank Dunia". Waktu itu cita-cita saya cuma jadi ibu rumah tangga, dan ikut kemanapun dia pergi, cuiiih nuajeees banget deh nginget nya.

Bulan berganti, dan akhir nya memang pria ini bukan dikirim oleh Tuhan sebagai pria terbaik dlam hidup saya. Dengan diperantarai beberapa peristiwa tragis, hinaan, hingga pelecehan harga diri saya sebagai manusia mendasari peristiwa saya kehilangan diri nya. I was so helpless than.

Tapi akhirnya sebuah pencerahan datang. I'd been negelected my own talents before. Didasari oleh kesadaran tentang siapa diri kita sebenarnya, apakah makna kehidupan ini, dan apa yang dapat kita beri pada kehidupan ini saya mulai menapaki hari-hari sebagai manusia yang tidak hanya menuntut ingin diberi tapi juga dapat memberi kepada sesama.

Therefore, with a letter of award in my hand, I would say thank you to whom have made me a stronger person. Thank you for all those good things, pain, tears you all have given me. Saya sadar tanpa hinaan dari mereka yang merasa dirinya "kaum elit" di republik ini, saya tidak akan menjadi seperti saya sekarang. Jika mereka merasa sebagai ulusan akademi terbaik di negeri ini, saya pun dapat dengan bangga mengatakan bahwa saya adalah salah satu dari 7 kandidat terpilih dari seluruh dunia yang dapat belajar di kampus tertua di Jerman dan salah satu yang terbaik di Eropa. Saat ini saya mengingat masa-masa berderai air mata itu telah terbayar kontan oleh Tuhan. Ibu saya selalu berkata " kamu boleh saja membalas dendam terhadap orang-orang yan telah menyakiti kamu, tetapi Tuhan akan lebih menyukai jika kamu ikhlas karena Tuhan tidak pernah tidur, He knows but he's waiting". and yet He has made His Decision.

Kamis, 19 Maret 2009

One Day


Don't get me wrong
I think I'm in love
But the feeling in the word is more
That your crystal eyes
will ever see in me
Don't get me wrong
Open your eyes
Although I cannot show my heart
I'll watch and hope
While you are near to me

One day I'll capture you
And call you to my side
One day I'll take you from
The boredom of our lives
One day we'll fly away
To the kingdom of my dreams
One day I'll find myself
And wrap it in my love for you

Birds of the sky
May I borrow your wings
Very soon I'll ask my love
To travel with me to the world outside
Cherry trees, may I borrow your bloom
Very soon I'll ask my love
To come inside the nest
I'll build alone

One day I'll capture you
And call you to my side
One day I'll take you from
The boredom of our lives
One day we'll fly away
To the kingdom of my dreams
One day I'll find myself
And wrap it in my love for you

Animal friends
Help me decide
When should I ask my love to leave
I'll beg of you that
she'll say yes to me
Breathe in deep
Now is the time
She looks at me and gently smiles
As if she new
I'd ask her all the time

One day I'll capture you
And call you to my side
One day I'll take you from
The boredom of our lives
One day we'll fly away
To the kingdom of my dreams
One day I'll find myself
And wrap it in my love for you


** Tonight, suddenly I just want to sing along this old song from one of my favorite bands, Genesis. And this lyric hmm reminds me of somebody :)
I've just met my first crush on a messenger, oh my God it's been a long2 time ago. Does my feeling still the same? I don't know exactly. He is just a memory that will always be good to remember.
This song is simply remind me about all those years that have passed. Oh how beautiful my life has been.

Kamis, 12 Maret 2009

Sharing DAAD

karena banyak temen2 yang tanya2 tips DAAD, saya kalo boleh mau sdikit sharing aja buat temen2. Maaf bgt ya kalo yg japri nya belom sempet kebales, soalnya saya kadang masih harus kerja sampe sore/malem (kejer setoran ceritanya :P). nyuwun ijin curhat ya :D, soalnya kemaren ada yang tanya2 detil sampe idola segala sih he he.

Aduh mulai nya gimana ya..
Saya ngeliat nya sekarang adalah bukti dari power of subconscious mind. Itu aja resep nya. Saya pernah baca buku Power of Subconscious Mind by Yohannes Murphy. Wah itu inspiring bgt. Buku nya jadul sih tapi tetep konstektual.
Inti nya hati2 dengan alam pikiran bawah sadar, karena itu pasti terjadi.

Jadi puluhan tahun yang lalu ketika masih balita he he I'd always been fascinated by Germany. Suatu saat saya mesti kembali kesana, waktu itu pikiran anak2 saya berkata seperti itu. Di saat SD, SMP, SMA prestasi standar2 aja, pas SMA hampir2an gak naik kelas karena ranking 3 dari bawah dengan nilai matematik yang selalu merah hampir di tiap semester (that's why guys, I chose medicine karena gak ada pelajaran matematiknya). Pas mulai kuliah umur saya masih 16, jadi anak bawang lah . Tapi alhamdulillah bisa selesai sarjana tepat waktu, terus ko as. . pas udah lulus bingung deh. Mau ambil spesialis gak punya duit 400 juta an. Mau PTT ke daerah terpencil, takut. Akhir nya magang di divisi biotek salah satu perusahaan farmasi sambil sekolah2an lagi. Pas udah lulus pengen nya muluk2, kerja di perusaahaan farmasi multinasional - pokok nya masih matre banget deh. Waktu itu sambil nge les2 bahasa jerman segala karena cita2 kerja di Bayer/Schering AG.ha ha ha. Mantan dosen S1 saya sempet telpon2 katanya suruh saya cari beasiswa aja keluar (beliau nyuruh Norway), tapi saya males karena masih money oriented , jadi pas sekolah nya udah dapet saya males untuk follow up cari beasiswa nya, yah pokoknya pemales bgt deh.
Hingga ada turning point dalam kehidupan saya. Saat kehidupan pribadi saya sedang terpuruk , ceileh..tiba2 saya baca koran tentang angka kematian ibu di Indonesia. Saya betul2 tersadar bahwa ternyata kesehatan reproduksi di Indonesia masiiih sangat memprihatinkan. Lalu tiba2 saya memutuskan saya ingin berkontribusi untuk negara ini dengan sedikit pengetahuan yang saya punya, padahal pas kuliah saya paling males sama pelajaran Public Health. Kebetulan saya baca bahwa ada LSM lokal yang bergerak di bidang kespro dan KB, lalu saya join disana sebagai relawan.Lama -lama saya enjoy kerja disana sebagai staf tetap, waktu itu ada tawaran kerja dari perusahaan farmasi nasional terbesar untuk bergabung dengan berat hati saya tolak karena hati saya udah di Kespro. Ya udah deh saya melalui hari2 saya sebagai "orang lapangan" keluar masuk desa atau gang sempit atau tempat2 (maaf) prostitusi untuk melakukan penyuluhan tentang KB, HIV/AIDS, bener2 dari nol lagi saya bekerja ,dengan gaji juga standar UMR :(. Kadang2 saya sedih juga karena gak ngerasa sesuai dengan tingkat pendidikan, tapi ada salah satu milister yang menguatkan hati, katanya rejeki kan gak selalu berupa uang ( mas Luth sorry gw quote ya ucapan nya). Tapi dari situ emang terbukti banyak kesempatan yg saya dapet. Punya acara tetap di radio, ngajar part time di Perguruan Tinggi, jadi trainer Kespro. Saya bersyukur sekali....
Tapi di sisi lain saya juga ngerasa basic pendidikan saya kurang kuat kalo pengen lebih exist di bidang ini, jadi sy kembali ke cita2 awal, pengen sekolah lagi...Karena ortu udah bosen (dan gak punya duit lagi)buat bayarin sekolah, akhirnya saya mesti cari sekolah gratisan dong. Ya sudah cari beasiswa yang emang cita2 dari dulu. Dimulailah perburuan itu :
1. rajin buka 2 lagi files milis beasiswa yang lama (saya udah join dari th 2003)
2. ambil english proficiency test , saya pilih IELTS
3. karena yg buka awal itu DAAD (sekitar agustus), saya mulai cari info sebanyak2 nya ttg DAAD lewat file milis dan googling
4. menentukan jurusan yang saya ambil, alhamdulillah ada yang cocok
5. sebelum ada pembukaan beasiswa DAAD, saya kontak dulu prof di universitas inceran saya. PDKT judul nya , padahal sy tau gak berguna banyak karena Uni pilihan sy gak kasih beasiswa selain dari DAAD. Tapi sy kontak terus, kebetulan keahlian beliau sesuai dengan kerjaan saya, jadi rada enak ngalor ngidul nya.
6. ambil les lagi di Goethe karena dulu sempet DO beberapa tahun.
7. dengan bantuan salah seorang senior milis, tercipta lah masterpiece essay beasiswa itu ha ha ha. Eit, sebenernya template nya saya contek dari essay nya mas Tio dari blog beliau (udah izin kan sy dulu ya mas he he). Di variasi kan sana sini jadi deh si essay yang memusingkan itu. Minta rekomen dari boss, boss sangat membantu banget. Thx Pak Nanang, we love u all.
8. anterin langsung ke DAAD Jkt, diterima Ibu Endah. Komplit kata nya
9. tetep gak PD karena saya ngerasa ada yang kurang, oh ternyata saya salah kirim ijazah. saya kira ijazah dokter itu ijazah akademik, ternyata ijazah profesional. yah tapi apa dikata aplikasi nya udah dikirim. Pasrah dan yakin bakal di reject. Hah baru inget juga ternyata surat rekomendasi dari boss lupa di cap.
10. Cari2 beasiswa lain deh, proses nya sama seperti diatas, tapi kali ini persiapan nya merasa agak lebih baik . Ada yg direject, ada yg udah masuk short listed, ada yg tunggu pengumuman
11. Bln Nov, ada e mail dari uni di Jerman, aplikasi sy udah diterima mereka. Agak optimis karena berarti aplikasi sy gak langsung dibuang ke tempat sampah.
12. Bln Januari, mulai pasrah karena gak ada kabar berita dari DAAD, ditambah baru tau kalo DAAD ,aplikasi nya diadu dengan aplikan2 lain diseluruh dunia.
13. Akhir Januari dapet telp interview dadakan dari prof yang dulu pernah sy kirimin email (mungkin karena pernah kirim email, sy jd masuk shortlisted).

Isi wawancara nya standar : apa yg kamu kerjakan sekarang di tempat kamu bekerja ? (sy jawab petugas outreach KB untuk kaum miskin dan marginal)
kenapa gak kerja di RS? (jawab : concern tentang kespro)
apa yg mau kamu lakukan kalo udah selesai studi ? ( jawab : kembali ke institusi sy sekarang)
dia mancing : kamu mau kerja di pemerintahan? saya jawab TIDAK. saya memilih berkarir di NGO.
kenapa ? saya ingin mem push pemerintah untuk merubah beberapa kebijakan publik yang berkaitan dengan Kes Pro.
tahu DAAD sejak kapan? (sejak saya les di Goethe 5 tahun yang lalu)
udah bisa bhs jerman (nggak, basiiiiiiic bangets)
apa yang anda ketahui tentang DAAD? ( bla2.....ngarang sya seinget nya, singkatan nya aja lupa).
14. Bulan februari sedih, aplikasi sy ditolak DAAD di uni pilihan ke2. Aufwiedersehen Deutschland ...Ada dilema juga di tempat kerja,bener kata mbak Astri, saya bisa terjerumus lembah disini hah ha ha
15. Maret : bangun tidur dapet e mail dari DAAD tentang letter of awardee . Dan masih gak percaya saya ada diantara 7 aplikan yg dapet beasiswa di Heidelberg.
Mungkin ada yang bilang saya beruntung banget karena ini pengalaman saya pertama ngelamar beasiswa dan diterima. Tapi kayak nya road to beasiswa nya ini yg saya pikir jadi kunci kenapa saya dapet beasiswa taun ini. Kerja saya bukan hanya bikin proposal di kantor dan mungkin karena kerjaan sy yg mau gak mau bergaul dengan (maaf) kaum2 termarginal (pekerja seks, ODHA) itu yg jadi unik di mata komite seleksi.Keluar masuk gang kumuh, bersenda guru dengan orang2 yang kita anggap hina, pokok nya distu sya memerankan jadi pekerja sosial dan teman buat mereka dan bukan sebagai dokter.
Kalau IPK, saya gak nyampe cum laude. IELTS, pas2an.
Banyak yang harus kita korbankan untuk mencapai sesuatu. Materi, waktu, atau kesempatan dugem :P.
Satu lagi, I should call it serendipity..Sy penggemar tennis, dan waktu kecil idola saya adalah duo Jerman, Boris Becker dan Steffi Graf. Kampung mereka itu di Bruehl dan Leimen yang termasuk wilayah Mannheim. Dan sekarang saya akan sekolah di Heidelberg deket Mannheim dan sekolah bahasa di Mannheim. What a coincidence.. Mungkin power of subconscious mind itu benar ada nya.